Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Harga emas batangan membukukan kenaikan tahunan terbesar dalam hampir satu dasawarsa pada 2019. Pendorongnya, perang dagang yang berlarut-larut antara AS dan China menyeret pertumbuhan ekonomi global.
Banyak analis mengatakan, harga emas kemungkinan akan naik lebih lanjut pada 2020, dengan pertumbuhan yang goyah dan pasar saham global berpotensi tidak berkelanjutan pada rekor tertinggi.
Baca Juga: Selepas libur Tahun Baru 2020, emas Antam masih stagnan di Rp 762.000
"Hal utama yang harus diwaspadai adalah pasar saham, yang telah menetapkan level tertinggi baru," kata Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central di Singapura ke Reuters. "Jika ada koreksi, kita (bisa) melihat beberapa aliran modal menjadi emas."
Lan menyebutkan, Brexit, Pemilihan Presiden AS, protes di Hong Kong, dan ketegangan dengan Korea Utara akan menjadi faktor kunci lain untuk harga emas tahun ini.
Kini, fokus investor beralih ke risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 10-11 Desember lalu, yang rencananya rilis pada Jumat (3/1). Suku bunga yang lebih rendah mendorong pembelian emas batangan.
Baca Juga: Alami tahun indah di 2019, emas diramal sentuh US$ 1.600 di 2020
"ISM manufaktur AS dan risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Desember bisa memberikan dorongan harga emas," sebut Stephen Innes, Market Strategist AxiTrader dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News