Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini terus mendaki dan mencetak rekor tertinggi baru dalam tiga bulan terakhir. Pendakian logam mulia masih dengan dukungan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), meski mulai menguat.
Mengacu Bloomberg pukul 21.10 WIB, harga emas hari ini di pasar spot naik 0,71% menjadi US$ 1.528,01 per ons troi, setelah menyentuh level tertinggi sejak 25 September di US$ 1.525,20 pada Selasa (31/12) lalu.
"Kami melihat sedikit kenaikan kembali dalam dolar, tetapi jika Anda melihat pergerakan yang kami lihat (dalam beberapa hari terakhir), itu mungkin mendukung harga emas untuk sementara," kata Analis OANDA Craig Erlam kepada Reuters.
Baca Juga: Tren positif berlanjut, harga emas menuju stasiun utama berikutnya, US$ 1.540
Menurut Erlam, korelasi negatif antara dolar AS dan emas adalah yang benar-benar mendorong harga emas dari US$ 1.480 menjadi US$ 1.520. Tapi, penguatan lebih lanjut mata uang negeri uak Sam bisa memberi tekanan terhadap harga emas.
Terhadap rival utama, dolar AS hari ini naik 0,3%, tetapi masih diperdagangkan tidak jauh dari level terendah dalam enam bulan terakhir yang terukir Selasa (31/12) lalu.
Erlam menambahkan, keputusan China untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut juga mendukung harga emas.
Baca Juga: Sore ini harga emas spot masih dikisaran US$ 1.520,48 per ons troi
Tambah lagi, bank sentral China memotong jumlah uang tunai yang harus bank miliki sebagai cadangan. Dengan begitu, bank mengalirkan kredit untuk menopang pertumbuhan ekonomi negeri tembok raksasa.
Harga emas batangan membukukan kenaikan tahunan terbesar dalam hampir satu dasawarsa pada 2019. Pendorongnya, perang dagang yang berlarut-larut antara AS dan China menyeret pertumbuhan ekonomi global.
Banyak analis mengatakan, harga emas kemungkinan akan naik lebih lanjut pada 2020, dengan pertumbuhan yang goyah dan pasar saham global berpotensi tidak berkelanjutan pada rekor tertinggi.
Baca Juga: Selepas libur Tahun Baru 2020, emas Antam masih stagnan di Rp 762.000
"Hal utama yang harus diwaspadai adalah pasar saham, yang telah menetapkan level tertinggi baru," kata Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central di Singapura ke Reuters. "Jika ada koreksi, kita (bisa) melihat beberapa aliran modal menjadi emas."
Lan menyebutkan, Brexit, Pemilihan Presiden AS, protes di Hong Kong, dan ketegangan dengan Korea Utara akan menjadi faktor kunci lain untuk harga emas tahun ini.
Kini, fokus investor beralih ke risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 10-11 Desember lalu, yang rencananya rilis pada Jumat (3/1). Suku bunga yang lebih rendah mendorong pembelian emas batangan.
Baca Juga: Alami tahun indah di 2019, emas diramal sentuh US$ 1.600 di 2020
"ISM manufaktur AS dan risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Desember bisa memberikan dorongan harga emas," sebut Stephen Innes, Market Strategist AxiTrader dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News