Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah di pasar spot melemah 0,28% menjadi Rp 14.069 per dollar AS. Setali tiga uang, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia pun terdepresiasi 0,41% ke level Rp 14.062 per dollar AS.
Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, katalis utama pelemahan rupiah datang dari ekstenal. Pertama, pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell di Kongres AS cenderung positif.
Kedua, pernyataan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer yang merasa rencana China membeli produk asal Negeri Paman Sam tersebut kurang signifikan. "Ini membuat indeks dollar AS menguat," jelas Josua.
Ketiga, data PMI Manufaktur China bulan Februari kembali melambat dan ada di posisi 49,2. Ini menjadi bulan ketiga indeks Manufaktur Negeri Tirai Bambu tersebut ada di bawah 50. Menurut Josua, ini memperlihatkan bahwa aktivitas manufaktur di China mulai kontraksi.
Keempat, tidak adanya kesepakatan antara AS dan Korea Utara. Padahal pasar sudah menantikan adanya kesepakatan mengenai denuklirisasi.
Namun, untuk perdagangan Jumat (1/3), rupiah masih bergerak konsolidasi menanti data pertumbuhan ekonomi AS yang dirilis malam ini. Jika di bawah ekspektasi, Josua melihat ada peluang rupiah melemah terbatas. Sementara dari dalam negeri, ada data inflasi yang diprediksi kembali terkendali.
Josua pun memprediksi, besok ada di kisaran Rp 14.000-Rp 14.100 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News