Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali menanjak tajam pada Jumat (17/10/2025), didorong sentimen global dan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot menguat 0,32% ke level US$ 4.340,54 per ons troi pada pukul 17.19 WIB.
Kenaikan harga global langsung berimbas ke pasar domestik. Harga emas batangan Aneka Tambang (Antam) naik Rp 78.000 menjadi Rp 2.485.000 per gram. Harga buyback juga melonjak dari Rp 2.256.000 menjadi Rp 2.334.000 per gram.
Di tingkat ritel, harga perhiasan emas pun ikut terkerek. Ari, pengelola Toko Cakra Kirana di Cikini Gold Center, menyebut harga buyback di tokonya naik Rp 65.000 dari hari sebelumnya. Namun, transaksi masih sepi.
Baca Juga: Permintaan Meningkat, Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi di Atas US$ 3.400 per Ons
“Banyak pelanggan menahan emasnya karena berharap harga masih akan naik,” ujar Ari kepada Kontan, Jumat (17/10).
Kenaikan harga juga berdampak pada pergeseran perilaku pembeli. Varissa (21), Marketing Toko Cincin Bukit Emas, mengatakan pelanggan kini bisa meraih keuntungan hingga dua kali lipat jika menjual cincin yang dibeli lima hingga enam tahun lalu.
“Sekarang harga sepasang cincin emas sudah di atas Rp 12 juta,” jelasnya.
Menurutnya, pembelian cincin emas menurun dibanding tahun lalu karena harga sudah tak ada lagi yang di bawah Rp 1 juta. Sebaliknya, aktivitas buyback meningkat sejak awal September, seiring harga emas spot yang terus menanjak sejak menembus US$ 3.500 per ons troi.
Harga yang tinggi membuat sebagian pembeli beralih ke logam alternatif seperti perak dan paladium. “Paladium masih sekitar Rp 630.000 per gram, sedangkan perak Rp 800.000 per gram,” kata Varissa.
Baca Juga: Harga Emas Tembus Rekor Baru US$ 3.300 per Ons, Dipicu Ketegangan Perdagangan
Kenaikan harga juga beriringan dengan mulai menipisnya pasokan emas Antam. Berdasarkan pantauan Kontan, stok di situs resmi Logam Mulia sudah kosong per Jumat (17/10).
Pengamat komoditas Ibrahim Assuaibi menilai Antam perlu segera mengamankan pasokan, baik melalui impor maupun kerja sama dengan toko logam mulia swasta.
“Antam harus memberi informasi kepada masyarakat bila cadangan sudah habis, dan bisa mengarahkan pembelian ke bullion bank,” ujarnya.
Ibrahim juga menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan emas digital melalui Pegadaian atau Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai alternatif investasi.
Ibrahim memperkirakan harga emas akan tetap tinggi hingga akhir tahun. Ketegangan geopolitik dan perang dagang global diprediksi terus berlanjut hingga masa jabatan Presiden Amerika Serikat berakhir pada 2028.
Baca Juga: Harga Emas Tembus Rekor Baru, Didukung Ekspektasi The Fed Pangkas Bunga
“Dolar AS memang melemah, tapi tekanan eksternal tetap kuat, sehingga harga emas masih berpotensi naik,” pungkasnya.
Selanjutnya: Cara Menilai Peluang Investasi dengan Santai tapi Tetap Cerdas
Menarik Dibaca: Cara Menilai Peluang Investasi dengan Santai tapi Tetap Cerdas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News