kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Krisis Properti China Berdampak pada Emiten Logam, Cek Saham Rekomendasi Analis


Selasa, 29 Agustus 2023 / 06:05 WIB
Krisis Properti China Berdampak pada Emiten Logam, Cek Saham Rekomendasi Analis


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri properti China saat ini sedang melesu. Hal ini menyebabkan perusahaan properti terbesar di China, Evergrande mengalami kebangkrutan yang cukup parah.

Untuk membangkitkan gairah di sektor ini, China mengumumkan pelonggaran terkait kredit pemilikan rumah (KPR) untuk menghentikan kemerosotan pasar properti residensial dan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu tersebut.

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, tumbangnya sektor properti China akan berdampak pada harga nikel. Sebab, mayoritas penggunaan nikel adalah untuk baja anti karat (stainless steel) yang pada umumnya digunakan untuk sektor properti. 

Baca Juga: Laba Perusahaan Industri China Anjlok 6,7% di Bulan Juli

“Seiring penurunan permintaan baja dari sektor ini berpotensi menurunkan produksi baja yang pada akhirnya menurunkan permintaan nikel,” kata Felix kepada Kontan.co.id, Senin (28/8).

Selain itu, peningkatan produksi nikel dari Indonesia dan China berpeluang melebihi dari jumlah permintaan, yang pada akhirnya menjadi katalis negatif untuk komoditas nikel.

Namun, terdapat stimulus yang diberikan oleh otoritas terkait kepada sektor properti yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan permintaan. 

Oleh karena itu,  Panin Sekuritas menyematkan rating netral untuk sektor pertambangan logam. Felix memperkirakan harga rata-rata nikel pada 2023 akan berada di kisaran US$ 24.000 sampai US$ 25.000 per ton.

Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) Optimistis Pertumbuhan Sektor Properti Domestik Masih Tinggi

Per Jumat (25/8), harga nikel London Metal Exchanges untuk kontrak September 2023 berada di level US$ 20.641 per ton. Harga nikel sempat menyentuh level terendah sejak Juli 2023 pada perdagangan 15 Agustus 2023, yakni di level US$ 19.608 per ton.

Tak hanya  nikel, merosotnya industri properti di China juga akan berdampak ke pelemahan permintaan komoditas tembaga. Analis Indo Premier Sekuritas Erindra Krisnawan menilai, kesulitan keuangan pengembang properti China menjadi risiko penurunan permintaan tembaga dari negara tersebut.

Erindra menyebut, harga tembaga di bursa LME bergerak sideways pada pertengahan kuartal kedua hingga kuartal ketiga 2023, dan bergerak di kisaran US$ 8.000 sampai 8.500 per ton. 

Bersama dengan komoditas logam lainnya, sentimen harga tembaga didorong oleh berlanjutnya pelemahan data makroekonomi China, meskipun indikator pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) masih yang solid dengan menurunnya tingkat inflasi.

 

“Di tengah melemahnya pertumbuhan permintaan dan pasokan (supply), kami melihat kemungkinan harga tembaga akan bergerak menuju level support US$ 7.800 per ton,” kata Erindra.

Baca Juga: Ekonomi China Melemah, Ekonomi Dunia juga Ikut Goyah

Erindra juga menyematkan rating netral terhadap sektor pertambangan logam di tengah prospek harga komoditas logam yang lebih bearish.

Erindra berpendapat, harga logam yang cenderung bearish pada paruh kedua 2023 kemungkinan akan mendominasi sentiment pada sektor ini, meskipun valuasi saham di sektor menarik dan ada potensi nilai tambah dari proyek-proyek emiten yang sedang berjalan.

Erindra cenderung memilih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) karena perusahaan ini memiliki eksposur yang lebih sedikit terhadap China dibandingkan perusahaan sejenis. Dia juga cenderung memilih PT Harum Energy Tbk (HRUM) karena memiliki valuasi termurah dan potensi keuntungan dari aset nikel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×