CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Konflik di Laut Merah Memanas, Intip Prospek Harga Minyak Dunia ke Depan


Kamis, 18 Januari 2024 / 07:40 WIB
Konflik di Laut Merah Memanas, Intip Prospek Harga Minyak Dunia ke Depan
ILUSTRASI. Pompa minyak bumi di Prancis. REUTERS/Christian Hartmann/File Photo


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia turun di tengah memanasnya konflik di Laut Merah. Dolar Amerika Serikat (AS) yang berbalik menguat atau rebound telah meredam potensi kenaikan harga minyak.

Mengutip tradingeconomics, Rabu (17/1), harga Minyak mentah berjangka WTI turun 2% menjadi di bawah US$ 71 per barel. Senada, harga Minyak mentah berjangka Brent turun hampir 2% menjadi di bawah US$ 77 per barel.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengamati bahwa dampak perang di Laut Merah telah mengganggu jalur suplai minyak mentah. Konflik yang tak berkesudahan dapat mendukung kenaikan pada harga komoditas terutama harga minyak dunia.

Seperti diketahui, konflik antara Houthi Yaman dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris kian memanas. Konflik ini bermula ketika kelompok Houthi menyerang kapal bantuan Israel yang bernavigasi di seputaran Laut Merah.

Baca Juga: Perang di Laut Merah Bisa Menyulut Lonjakan Harga Komoditas

Akibatnya banyak kapal angkutan yang terhalang untuk melewati jalur Laut Merah tersebut. Ini berdampak pada kenaikan tarif angkutan kapal ataupun kendala pasokan komoditas karena harus melewati rute lainnya.

Namun, Lukman menilai, saat ini investor masih cenderung hanya mewaspadai perkembangan selanjutnya. Keperkasaan dolar Amerika Serikat turut meredam potensi kenaikan harga minyak, menyusul efek dari gangguan perang di Laut Merah.

“Dampak perang di Luat Merah dapat membuat biaya pengiriman yang lebih mahal, namun sebenarnya tidak terlalu mengubah harga dasar minyak mentah,” jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (17/1).

Menurut Lukman, harga minyak mentah sebenarnya memang masih diselimuti oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan permintaan tahun ini. Dia memperkirakan harga minyak WTI akan dijaga OPEC+ untuk bertahan di atas US$70 per barel dan diprediksi berada di posisi US$75 pada akhir kuartal I-2024.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menjelaskan, pergerakan harga minyak saat ini dapat dikaitkan sebagai hasil dari dinamika pasar dan faktor-faktor fundamental seperti penawaran dan permintaan global, geopolitik, dan indikator ekonomi.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Imbas Berlanjutnya Konflik di Timur Tengah

Dari sisi lain, pasar minyak saat ini mengalami tekanan akibat ketegangan di Timur Tengah yang belum reda.

Ketidakpastian yang terus berlanjut terkait konflik di Timur Tengah membuat sebagian investor ragu untuk berinvestasi dalam minyak WTI saat ini. Investor juga cenderung menunggu peluang yang lebih baik di masa depan, mengingat situasi yang belum stabil.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×