Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perak dan emas kembali memasuki tren kenaikan harga. Meski kenaikan harga terjadi pada keduanya, perak dinilai memiliki prospek yang cenderung lebih besar dengan sifatnya sebagai logam industri.
Menurut Trading Economics, Selasa (6/5) pukul 16.43 WIB, emas spot dibanderol di level US$ 3.379 per ons troi, naik 1,33% secara harian. Pada waktu yang sama, harga perak berada di level US$ 32,969 per ons, naik 1,41%.
Analis PT Finex Solusi Future Brahmantya Himawan menyebut, kenaikan harga dua komoditas safe haven ini didorong kecemasan pasar yang kembali meningkat seiring perubahan sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal kebijakan tarif.
Brahmantya bilang, kebijakan tersebut bakal memengaruhi perekonomian seluruh dunia. Maka tak heran, investor cenderung beralih ke aset safe haven.
Baca Juga: Harga Emas Spot Sentuh Tertinggi Dua Pekan ke US$ 3.362,69 pada Selasa (6/5)
Memang pada Senin (5/5) kemarin, Trump menyebut akan memberi tarif baru untuk produk farmasi dalam dua pekan ke depan. Sehari sebelumnya, Minggu (4/5), Trump juga mengumumkan tarif 100% untuk film produksi luar negeri.
Namun jika harus dibandingkan, Brahmantya bilang prospek perak bisa lebih baik ketimbang emas.
“Investor saat ini lebih melirik aset safe haven substitusi seperti perak yang masih bersahabat terlebih nilai guna perak dalam Industri AI, panel surya, dan mobil listrik ke depannya sangat menjanjikan,” papar Brahmantya kepada Kontan, Selasa (6/5).
Selain itu, Brahmantya juga menyoroti berkurangnya stok dari pemasok perak terbesar dunia, yaitu Meksiko, yang akan memberi dampak penurunan supply dan dapat mengerek harga perak ikut naik.
Brahmantya merekomendasikan perak dari sisi potensi keuntungannya. “Emas masih berpotensi menguat. Namun dengan harga saat ini, membutuhkan market cap yang besar dan waktu yang tidak sebentar untuk mencapai peningkatan harga dua kali lipatnya,” sebut Brahmantya.
Di sisi lain, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut secara historis harga emas rata-rata mencapai 50 kali harga perak. “Walau lebih spekulatif, tetapi apabila perak mengejar rasio 1:50, kenaikan harganya bisa lebih fantastis,” papar Lukman kepada Kontan, Selasa (6/5).
Kata Lukman, idealnya emas dan perak akan naik harga bersamaan. Namun, sifatnya sebagai logam industri juga mendatangkan kekhawatiran tekanan permintaan di tengah ketidakpastian global bagi perak.
Baca Juga: Lonjakan Harga Emas Mengerek Kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS) Kuartal I-2025
Selanjutnya: Honda Siapkan Tiga Model Mobil Hybrid hingga Akhir 2025
Menarik Dibaca: Apakah Kolesterol Bisa Sembuh? Ini Faktanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News