Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga emas mencetak rekor baru dengan menembus level psikologis US$3.000 per ons troi untuk pertama kalinya pada Jumat (14/3).
Kenaikan ini didorong oleh lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi akibat perang tarif yang dipicu oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Baca Juga: Harga Emas Antam Diproyeksikan Melanjutkan Tren Bullish Hingga Akhir Tahun 2025
Melansir Reuters, harga emas spot mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$3.004,86 per ons troi sebelum turun tipis 0,2% ke $2.981,42 pada pukul 11:34 ET (15:34 GMT) karena aksi ambil untung.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS stabil di US$2.991,90 per ons troi.
Menurut analis pasar logam Tai Wong, lonjakan harga emas ini terjadi karena investor yang tertekan mencari perlindungan di tengah gejolak pasar saham yang dipicu kebijakan tarif Trump.
"Investor yang cemas beralih ke emas sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian pasar," ujarnya.
Sejak awal tahun, harga emas telah meningkat hampir 14%, didorong oleh kekhawatiran dampak perang tarif terhadap ekonomi global dan aksi jual besar-besaran di pasar saham.
Baca Juga: Kenaikan Harga Emas Bisa Memicu Profit Taking, Apa yang Harus dilakukan Investor?
Ole Hansen, Head of Commodity Strategy di Saxo Bank menjelaskan bahwa investor institusional, terutama di Barat, baru mulai kembali ke emas setelah pasar saham mengalami tekanan besar.
"Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan ketidakstabilan pasar mendorong permintaan emas lebih tinggi," katanya.
Selain faktor geopolitik, permintaan dari bank sentral juga turut menopang reli harga emas. China, sebagai salah satu pembeli terbesar emas dunia, kembali menambah cadangan emasnya untuk bulan keempat berturut-turut pada Februari.
"Bank sentral terus mengakumulasi emas dalam jumlah rekor, sebagai langkah diversifikasi dari dolar AS yang semakin bergejolak," ungkap CEO GoldCore, David Russell.
Selain itu, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed juga memperkuat daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Para pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni.
Baca Juga: Lonjakan Permintaan Safe-Haven, Emas Berada di Ambang US$3.000
"Permintaan investasi terhadap emas kemungkinan akan tetap kuat, didukung oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, meningkatnya ekspektasi inflasi, serta kemungkinan penurunan suku bunga," kata Juan Carlos Artigas, Kepala Riset Global di World Gold Council.
Sementara itu, harga perak turun 0,7% menjadi US$33,56 per ons troi, platinum melemah 0,6% ke US$988,40, sementara paladium justru naik 1,1% menjadi US$968,36 per ons troi.
Kenaikan harga emas ini menandai babak baru dalam tren bullish logam mulia, dengan investor semakin mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Selanjutnya: Jaksa Agung ST Burhanuddin: Hasil Penelitian Presiden Prabowo, 30% APBN Itu Bocor
Menarik Dibaca: Ekspansi Klinik Gigi Damessa Terus Berlanjut dengan Pembukaan Cabang Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News