Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
“Selanjutnya, penurunan saham grup PP yang terkena sentimen buruk akibat gagal masuk indeks MSCI dan direspons negatif oleh pelaku pasar,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (7/2).
Menurut Sukarno, konstituen yang menjadi pemberat kinerja IDX Infra secara YTD adalah BREN, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), ISAT, PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Sedangkan, konstituen yang menjadi penopang secara YTD adalah PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), EXCL, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), FREN, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT), PT Remala Abadi Tbk (DATA), PT Link Net Tbk (LINK), PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) dan PT Terrega Asia Energy Tbk (TGRA).
Baca Juga: Sejumlah Emiten Punya Obligasi Jatuh Tempo Bulan Februari, Simak Prospek Kinerjanya
Di tahun 2025, kinerja konstituen IDX Infra masih prospektif di tengah penurunan suku bunga. Hanya saja, ada tantangan ketidakpastian ekonomi bisa membuat kinerja terdampak.
“Saham di industri telekomunikasi memiliki peluang untuk menjadi penopang indeks, selain saham seperti PGEO dan BREN bisa menjadi penopang atau bisa sebaliknya,” tuturnya.
Terkait pemangkasan anggaran infrastruktur, kemungkinan dampaknya tidak akan terlalu signifikan terhadap kinerja IDX Infra secara keseluruhan. Sebab, saham emiten konstruksi yang terkena dampak secara langsung memiliki bobot yang kecil terhadap indeks.
Sentimen positif untuk kinerja emiten konstituen IDX Infra di tahun ini berasal dari sisi makroekonomi dan potensi penurunan suku bunga bank sentral.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten EBT di Tengah Sentimen Eksternal dan Domestik
“Sedangkan, sentimen negatif berasal dari pelemahan rupiah dan ketidakpastian ekonomi global,” ungkapnya.
Sukarno pun merekomendasikan hold untuk TLKM dengan target harga Rp 2.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News