kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kinerja & Rekomendasi Saham Emiten Mind Id: PTBA, ANTM, TINS & INCO


Senin, 04 November 2024 / 19:34 WIB
Kinerja & Rekomendasi Saham Emiten Mind Id: PTBA, ANTM, TINS & INCO
ILUSTRASI. para analis memberikan rekomendasi saham untuk emiten yag tergabung dalam MIND ID


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten anggota holding industri pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mind Id, telah merilis laporan keuangan sembilan bulan 2024. Tekanan dari sisi harga komoditas masih membayangi mayoritas emiten tambang plat merah.

Tengok saja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang meraup pendapatan senilai Rp 30,65 triliun hingga September 2024. Tumbuh 10,53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang kala itu sebesar Rp 27,73 triliun.

Namun, laju bottom line tidak sejalan dengan top line. Laba bersih PTBA merosot 14,32% (yoy) dari Rp 3,77 triliun menjadi Rp 3,23 triliun. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Niko Chandra mengatakan PTBA menghadapi tantangan dari sisi koreksi harga batubara dan fluktuasi pasar.

Niko menerangkan, rata-rata indeks harga batubara ICI-3 merosot sekitar 14% (yoy) dari US$ 86,32 per ton menjadi US$ 74,59 per ton hingga kuartal III-2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batubara Newcastle terkoreksi sekitar 28% dari US$ 185,45 menjadi US$ 133,89 per ton.

Kondisi ini memengaruhi performa keuangan meski PTBA mampu mendongkrak volume penjualan batubara sekitar 16% (yoy) menjadi 31,28 juta ton. "PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja. Juga mengedepankan cost leadership di setiap lini," kata Niko.

Baca Juga: Emiten Batubara Optimistis Capai Target Produksi Tahun Ini

Nasib serupa dialami oleh PT Aneka Tambang Tbk alias Antam. Emiten bersandi saham ANTM di Bursa Efek Indonesia ini mengalami kenaikan penjualan setinggi 39,85% (yoy) dari Rp 30,89 triliun ke level Rp 43,20 triliun.

Namun laba bersih ANTM menukik 22,53% (yoy) dari Rp 2,84 triliun menjadi Rp 2,20 triliun. Direktur Utama Antam Nico Kanter membeberkan kinerja sembilan bulan 2024 ANTM masih dihadapkan pada tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan.

Di sisi lain, peningkatan permintaan dalam negeri telah mendorong kinerja penjualan komoditas emas yang signifikan. "Strategi kami untuk memperkuat basis pelanggan domestik telah memberikan dampak signifikan. Juga membangun ketahanan bisnis dari tantangan geopolitik dan ekonomi global," ujar Nico dalam keterbukaan informasi Rabu (30/10).

Berlanjut ke PT Vale Indonesia Tbk (INCO), kinerja emiten nikel ini lebih lemas lagi dengan penurunan top line maupun bottom line. Pendapatan INCO anjlok 24,45% (yoy) dari US$ 937,89 juta ke posisi US$ 708,56 juta.

Laba bersih INCO ambles lebih dalam, sebesar 78,55% (yoy) dari US$ 238,27 juta menjadi US$ 51,10 juta. Chief Financial Officer Vale Indonesia Rizky Putra mengungkapkan tantangan yang dihadapi INCO terutama dari sisi penurunan harga.

Harga realisasi rata-rata berada di level US$ 12.948 untuk kuartal III-2024 dan US$ 13.262 per ton untuk sembilan bulan 2024. Mencerminkan penurunan masing-masing sekitar 9% secara kuartalan dan 29% secara tahunan.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Teknikal MEDC, UNTR, ADRO untuk Perdagangan Selasa (5/11)

Berbeda dengan tiga saudara se-holding, PT Timah Tbk (TINS) membukukan kinerja menterang sepanjang sembilan bulan 2024. Pendapatan TINS meningkat 29,51% (yoy) dari Rp 6,37 triliun menjadi Rp 8,25 triliun.

TINS mampu membalikkan kerugian Rp 87,45 miliar menjadi laba bersih sebesar Rp 908,78. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah, Fina Eliani mengatakan perbaikan kinerja TINS seiring dengan upaya peningkatan kinerja operasi produksi serta perbaikan tata kelola pertambangan timah, sehingga berdampak positif terhadap fundamental keuangan.

Rekomendasi Saham

Sejalan dengan lonjakan kinerja, pergerakan harga saham TINS juga paling apik di antara emiten tambang BUMN yang lain. Sampai dengan perdagangan Senin (4/11), harga saham TINS telah mengakumulasi lonjakan setinggi 111,63% secara year to date.

PTBA menyusul dengan akumulasi kenaikan harga 17,62%. Sedangkan ANTM dan INCO masih tertinggal (laggard) dengan akumulasi penurunan 10,56% dan 11,04%. Saat ini, TINS diperdagangkan pada harga Rp 1.365, PTBA di Rp 2.870, ANTM di Rp 1.525, dan INCO pada level Rp 3.770 per saham.

 
TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×