kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Cetak Rekor Tertinggi Baru, Market Cap IHSG Jadi yang Tertinggi di ASEAN


Rabu, 13 Agustus 2025 / 03:00 WIB
Cetak Rekor Tertinggi Baru, Market Cap IHSG Jadi yang Tertinggi di ASEAN
ILUSTRASI. Kapitalisasi pasar atau market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masanya.. ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapitalisasi pasar atau market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masanya. Pada akhir perdagangan Selasa (12/8) kapitalisasi pasar IHSG menembus Rp 14.103 triliun. 

Ini mematahkan rekor sebelumnya yang diraih pada Senin (11/8), yang mencapai Rp 13.703 triliun. Meluapnya kapitalisasi pasar ini sejalan dengan masuknya aliran dana dari investor asing dengan net buy Rp 849,85 miliar.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengatakan pada saat market cap IHSG menembus level Rp 13.701 triliun pada 29 Juli 2025, kapitalisasi pasar bursa dalam negeri menjadi yang tertinggi ke 17 secara global. 

“Target kami di tahun 2029–2030, kapitalisasi pasar saham Indonesia bisa masuk 10 besar dibandingkan bursa global,” ucapnya dalam konferensi pers, Senin (11/8). 

Baca Juga: Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (13/8)

BEI memang menargetkan kapitalisasi pasar bisa menembus Rp 20.000 triliun pada 2029. Target itu bisa diraih dengan dukungan, jumlah perusahaan tercatat mencapai 1.200 emiten dengan likuiditas menjadi Rp 20 triliun. 

Berdasarkan data ASEAN Exchange, kapitalisasi pasar BEI menjadi yang tertinggi di kawasan. Market cap Bursa Efek Indonesia mencapai US$ 750,31 miliar di atas, market cap pasar saham Singapura yang mencapai US$ 694,05 miliar. 

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan meningkatkan kapitalisasi pasar saham Tanah Air disebabkan oleh beberapa hal. 

Salah satunya, kinerja fundamental para emiten yang berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih, neraca keuangan yang sebesar, regulasi dan insentif yang pro terhadap pasar menjadi angin segar di tengah ketidakpastian global.  

Nico bilang besarnya kapitalisasi pasar saham Indonesia menjadi pertimbangan bagi para investor global dalam menempatkan modalnya. Dimana, asing akan menempatkan dananya pada perusahaan besar dengan kinerja yang positif. 

Baca Juga: IHSG Melonjak 2,44% ke 7.791 pada Selasa (12/8), ARTO, TLKM, BBRI Top Gainers LQ45

“Harapannya saja tidak hanya terletak terhadap saham yang market cap nya besar, tetapi kepada emiten lain yang memiliki potensi yang berpotensi menjadi big caps,” katanya kepada Kontan, Selasa (12/8). 

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman mengatakan saat ini motor penggerak market cap IHSG terbagi menjadi saham-saham blue chips dan konglomerasi. 

Memang dicermati jajaran 10 besar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar sudah di isi oleh saham-saham milik para konglomerat. Bahkan peringkat pertama diduduki oleh PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang mencapai Rp 1.217 triliun. 

Urutan kedua ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kapitalisasi pasar Rp 1.080 triliun. Berikutnya ada PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dengan market cap masing-masing Rp 774 triliun dan Rp 663 triliun.

Dimana, saham-saham keping biru saat ini diperdagangkan dengan valuasi yang murah. Sementara, saham-saham milik konglomerat punya kapitalisasi pasar besar dan bobot yang signifikan terhadap IHSG. 

Dari sisi keadaan makro ekonomi, lanjut Fath, adanya potensi pemangkasan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) juga dapat memberikan potensi inflow ke saham-saham terutama blue chips. 

Baca Juga: IHSG Menguat Pasca Penundaan Kesepakatan AS-China, Proyeksinya Bisa ke level 7.800

“Masuknya saham konglomerasi seperti DSSA, CUAN dan PTRO ke dalam MSCI index memberikan adanya potensi saham-saham konglomerasi lainnya untuk bisa bergabung,” katanya. 

Menurutnya, masih ada potensi bagi IHSG dan kapitalisasi pasarnya untuk terus menguat. Mengingat dalam waktu dekat akan memasuki musim pembagian dividen interim, dimana banyak emiten big caps yang cukup loyal membagikan dividen. 

“Saham konglomerasi berpotensi melanjutkan momentum positifnya dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pergerakan IHSG. Melihat hal ini, IHSG seharusnya masih berpotensi melanjutkan tren positifnya,” ucap Fath. 

Sementara itu, saham pilihan Nico dari jajaran emiten big caps jatuh pada BBCA, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). 

Selanjutnya: Orang Kaya Vietnam Alihkan Fokus Ekspansi ke Asia Usai Gagal Tembus Pasar Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×