Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Mirae Asset mengantisipasi bahwa EBITDA dan laba bersih GGRM akan terus meningkat pada tahun 2024, didorong oleh langkah-langkah efisiensi di berbagai bidang seperti pengeluaran Advertising & promotion (A&P) dan gaji.
Namun, peraturan pajak cukai yang baru dapat menghambat pertumbuhan pendapatan GGRM mulai kuartal kedua 2024.
Sementara dalam jangka pendek, GGRM masih akan mendapatkan keuntungan dari pemilu mendatang dan diharapkan akan mendapatkan keuntungan mencapai pertumbuhan topline pada kuartal I-2024.
Pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan kenaikan pajak cukai tembakau sebesar 10%. rokok pada tahun 2023 dan 2024. Besaran kenaikan tarif cukai akan bervariasi tergantung jenis rokoknya. Selain itu, akan ada kenaikan cukai rokok elektronik sebesar 15% dan kenaikan 6% kenaikan Produk Tembakau Lainnya (HPTL).
Baca Juga: IHSG Melonjak, Asing Justru Banyak Menjual Saham-Saham Ini Kemarin
Penting untuk dicatat bahwa kenaikan pajak ini terutama menyasar rokok mesin (SKM), sedangkan rokok lintingan tangan (SKT) dikecualikan karena bersifat padat karya. Bagi GGRM, segmen SKM merupakan penopang top line dengan kontribusi sekitar 90%.
Oleh karena itu, volume penjualan SKM GGRM diperkirakan bakal lebih rendah. Asumsi volume penjualan untuk segmen SKT juga diprroyeksi rendah dengan tetap menjaga profitabilitas seiring dengan perbaikan yang dilakukan perusahaan.
Rut menambahkan, kemungkinan peningkatan laju inflasi juga berpotensi mendorong pemerintah mengerek suku bunga untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Pada akhirnya, kondisi ini akan berdampak pada volume penjualan GGRM seiring daya beli masyarakat akan menurun, khususnya untuk segmen SKM.
“Secara keseluruhan, perubahan volume penjualan telah menurunkan proyeksi pendapatan kami untuk GGRM pada tahun 2023 dan 2024. Namun, ke depan, kami masih yakin perusahaan dapat mempertahankan peningkatan margin profitabilitas untuk mengimbangi dampak penurunan volume penjualan,” imbuh Rut.
Baca Juga: Tarif Cukai Rokok Naik pada 2024, Simak Rekomendasi Saham GGRM dan HMSP
Adapun volume penjualan rokok GGRM tertinggal dibandingkan pertumbuhan industri. Volume penjualan GGRM turun sebesar 25%YoY per kuartal ketiga 2023. Sedangkan, volume penjualan industri rokok (untuk semua kategori rokok) masih turun sekitar 5% YoY, mencapai 219,1 juta batang selama Januari – September 2023.
Rut merekomendasikan Trading Buy untuk GGRM dengan target harga lebih rendah Rp 24.500 per saham, dari sebelumnya Rp 30.000 per saham.
Penyesuaian ini disebabkan oleh penjualan rokok segmen SKM yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal ketiga 2023, meskipun terdapat perbaikan pada margin.
Selanjutnya: Tutup 2023 dengan Optimisme, Unilever Indonesia Terus Fokus Perkuat Fundamental
Menarik Dibaca: 7 Makanan Tabu yang Dianggap Membawa Kesialan Sepanjang Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News