Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menetapkan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) naik di tahun 2024 sebesar 10% dan rokok elektrik naik 15%, hal ini berdampak pada kenaikan harga rokok eceran yang berlaku mulai 1 Januari 2024.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pertumbuhan kinerja emiten rokok masih berkaitan dengan faktor daya beli masyarakat yang hingga saat ini masih relatif stabil atau memiliki permintaan yang kuat.
"Selain itu, produk-produk rokok juga berkaitan dengan stabilitas perekonomian domestik dan faktor pemilu yang memberikan sentimen tambahan," ungkap Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).
Nafan juga memprediksi tarif CHT akan terus naik, yang juga bisa menghambat kinerja pertumbuhan net margin atau net income dari emiten rokok.
Baca Juga: Cukai Rokok Naik Lagi Tahun Depan, Kinerja Emiten Rokok Masih Bisa Tumbuh?
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Divion Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan memproyeksikan daya beli konsumen rokok di 2024 diprediksi akan tetap lemah karena beberapa faktor, seperti kenaikan inflasi, suku bunga, dan dampak pandemi Covid-19.
"Namun, ada kemungkinan peningkatan konsumsi rokok menjelang Pilpres 2024, seperti yang terjadi pada 2019," kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).
Terkait prospek emiten rokok di 2024, ia melihat emiten rokok masih akan menghadapi sejumlah tantangan. Seperti persaingan dengan rokok ilegal, peraturan kesehatan yang lebih ketat, dan penurunan volume penjualan.
Namun, ada juga peluang bagi emiten rokok yang memiliki produk SKT (sigaret kretek tangan) dan rokok elektrik, karena kategori ini masih menunjukkan pertumbuhan positif.
Baca Juga: Daya Beli Konsumen Diramal Lemah pada 2024, Begini Rekomendasi Saham HMSP & GGRM
Selain itu, emiten rokok juga dapat memanfaatkan momentum pemilihan umum (pemilu) 2024 untuk meningkatkan pemasaran dan distribusi produk mereka.
Adapun sentimen yang mendorong kinerja emiten rokok di 2024 yaitu kebijakan pemerintah terkait penurunan diskon tarif antara kategori tier 1 dan sub-tier 1, peningkatan pengawasan terhadap rokok ilegal, dan program bantuan sosial yang dapat meningkatkan daya beli konsumen.
Reza merekomendasikan buy pada saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan target harga Rp 24.000 per saham dan buy pada saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan target harga Rp 1.100 per saham.
Secara teknikal, Nafan merekomendasikan accumulate pada saham GGRM dengan target harga Rp 23.800 per saham dan accumulate pada saham HMSP dengan target harga Rp 940 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News