kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kinerja emiten saham gocap ini diproyeksi akan membaik, mana saja?


Rabu, 12 Agustus 2020 / 06:19 WIB
Kinerja emiten saham gocap ini diproyeksi akan membaik, mana saja?
ILUSTRASI. Karyawan mengamati harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66 persen atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. Tribunnews/Irwan Rismawan


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten dengan saham  terendah, yakni seharga Rp 50 masih memenuhi pasar saham tanah air. Per penutupan perdagangan Selasa (11/8), ada sekitar 99 saham yang masih mengendap di zona Rp 50 (gocap).

Penghuni grup ini diisi oleh beragam emiten, mulai dari sektor perbankan, pertambangan, hingga property.

Di sektor property, terdapat saham PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ), PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI),  hingga  PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL).

Baca Juga: Dengan melunasi utang, BUMI optimistis bisa keluar dari saham gocap

Di sektor pertambangan, terdapat saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT SMR Utama Tbk (SMRU).

Sementara di sektor perbankan, terdapat saham Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).

Meski saat ini mandek di zona gocap, emiten-emiten ini dinilai masih punya kesempatan untuk mencatatkan kinerja yang membaik ke depan.

Menurut Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso, salah satu sektor yang berpotensi mencatatkan perbaikan adalah emiten yang bergerak di sektor property.

“Untuk  sektor property, ada sentimen penurunan suku bunga lanjutan dan juga pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta pemulihan di berbagai bidang bisnis,” ujar Aria, Selasa (11/8). Dus, ia menilai kinerja FORZ mampu terangkat sentiment positif tersebut.

Dari sektor pertambangan, Aria menilai sudah ada sentimen yang membaik sejalan dengan harga komoditas yang meningkat. Dari deretan emiten pertambangan yang masuk dalam zona gocap, Aria memproyeksi  kinerja BRMS akan membaik dalam waktu dekat.

Sebab, entitas usaha BUMI tersebut saat ini sedang mendiversifikasikan usahanya ke bisnis tambang emas, salah satunya di tambang emas di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.

Saat ini, tambang emas tersebut dioperasikan oleh PT Citra Palu Minerals (CPM) yang merupakan anak perusahaan dari BRMS. Per kuartal I-2020, BRMS  sukses memproduksi lebih dari  10 kg dore bullion.

Baca Juga: Banyak perusahaan IPO, investor tetap harus cermati fundamentalnya

Hal ini diamini oleh Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava  yang mengatakan tambang emas tersebut merupakan bentuk diversifikasi usaha.

“Fokus  BUMI saat ini di antaranya mendiversifikasi basis pendapatan non batubara menjadi logam (emas, zinc) melalui BRMS,” ujar Dileep, Selasa (11/8).

Emiten pertambangan di kelompok saham gocap lain yang berpotensi mencatatkan perbaikan kinerja adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) seiring dengan eksplorasi emiten ini pada komoditas minyak dan gas bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×