Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten dengan saham terendah, yakni seharga Rp 50 masih memenuhi pasar saham tanah air. Per penutupan perdagangan Selasa (11/8), ada sekitar 99 saham yang masih mengendap di zona Rp 50 (gocap).
Penghuni grup ini diisi oleh beragam emiten, mulai dari sektor perbankan, pertambangan, hingga property.
Di sektor property, terdapat saham PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ), PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI), hingga PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL).
Baca Juga: Dengan melunasi utang, BUMI optimistis bisa keluar dari saham gocap
Di sektor pertambangan, terdapat saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT SMR Utama Tbk (SMRU).
Sementara di sektor perbankan, terdapat saham Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).
Meski saat ini mandek di zona gocap, emiten-emiten ini dinilai masih punya kesempatan untuk mencatatkan kinerja yang membaik ke depan.
Menurut Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso, salah satu sektor yang berpotensi mencatatkan perbaikan adalah emiten yang bergerak di sektor property.
“Untuk sektor property, ada sentimen penurunan suku bunga lanjutan dan juga pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta pemulihan di berbagai bidang bisnis,” ujar Aria, Selasa (11/8). Dus, ia menilai kinerja FORZ mampu terangkat sentiment positif tersebut.
Dari sektor pertambangan, Aria menilai sudah ada sentimen yang membaik sejalan dengan harga komoditas yang meningkat. Dari deretan emiten pertambangan yang masuk dalam zona gocap, Aria memproyeksi kinerja BRMS akan membaik dalam waktu dekat.
Sebab, entitas usaha BUMI tersebut saat ini sedang mendiversifikasikan usahanya ke bisnis tambang emas, salah satunya di tambang emas di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.
Saat ini, tambang emas tersebut dioperasikan oleh PT Citra Palu Minerals (CPM) yang merupakan anak perusahaan dari BRMS. Per kuartal I-2020, BRMS sukses memproduksi lebih dari 10 kg dore bullion.
Baca Juga: Banyak perusahaan IPO, investor tetap harus cermati fundamentalnya
Hal ini diamini oleh Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava yang mengatakan tambang emas tersebut merupakan bentuk diversifikasi usaha.
“Fokus BUMI saat ini di antaranya mendiversifikasi basis pendapatan non batubara menjadi logam (emas, zinc) melalui BRMS,” ujar Dileep, Selasa (11/8).
Emiten pertambangan di kelompok saham gocap lain yang berpotensi mencatatkan perbaikan kinerja adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) seiring dengan eksplorasi emiten ini pada komoditas minyak dan gas bumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News