Reporter: Rashif Usman | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. UBS Group AG terpantau menjual sebagian kepemilikan sahamnya di PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis Senin (22/12/2025), UBS menjual sebanyak 627.351.600 saham BUMI pada harga Rp 366 per saham.
Transaksi yang dieksekusi pada 15 Desember 2025 tersebut memiliki nilai total sekitar Rp 229,61 miliar.
"Tujuan UBS menjual saham BUMI ialah untuk kegiatan lindung nilai derivatif klien. Klasifikasi saham termasuk saham biasa dengan status kepemilikan saham ialah langsung," tulis manajemen BUMI dalam keterangannya, Senin (22/12/2025).
Baca Juga: Ini Deretan Saham IPO Paling Cuan dan Boncos di Tahun 2025
Dengan transaksi tersebut, kepemilikan saham UBS di BUMI berkurang menjadi 21.887.799.211 lembar atau setara 5,89%, dari sebelumnya 22.515.150.811 lembar saham atau sekitar 6,06%.
Hingga penutupan perdagangan Selasa (23/12/2025) lalu, harga saham BUMI berada di level Rp 362 per saham atau melemah 4,74% dibandingkan perdagangan sebelumnya. Namun, secara tahun berjalan, pergerakan harga saham ini telah melonjak 206,78%.
Belum lama ini BUMI mengumumkan selesainya proses akuisisi lanjutan terhadap Jubilee Metals Limited (JML). Ini merupakan perusahaan pertambangan berfokus emas yang beroperasi di Northern Queensland, Australia.
BUMI telah melakukan transaksi pengambilbagian atas sejumlah 3.312.632 saham baru yang diterbitkan oleh JML pada 18 Desember 2025 dengan nilai transaksi sebesar AUD 31.470.004 atau setara Rp 346.936.545.540.
Transaksi dengan perusahaan asal Australia ini terjadi pada 18 Desember 2025. Dengan penyelesaian transaksi ini, BUMI kini resmi menguasai 64,98% saham JML.
Baca Juga: Darma Henwa (DEWA) Ungkap Progres Proyek Emas dan Tembaga di Gayo
Akuisisi JML selaras dengan strategi diversifikasi jangka panjang BUMI yang menargetkan komposisi EBITDA terkonsolidasi 50:50 antara batu bara termal dan aset non-batu bara termal pada tahun 2031.
Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas, sekaligus memposisikan emiten tersebut untuk bertumbuh di tengah transisi energi global.
JML diperkirakan akan memulai kegiatan penambangan pada Juli 2026 dan diperkirakan menghasilkan 9,89 ribu ons emas pada tahun 2026.
Selanjutnya: China Menuduh AS Berusaha Gagalkan Peningkatan Hubungan China-India
Menarik Dibaca: Banyak Pemilik Rumah Menyesal, Ini Jenis Lantai Dapur yang Seharusnya Digunakan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













