kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Indoritel (DNET) Catat Kenaikan Laba 21,52% di Semester I, Cek Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 05 Agustus 2025 / 19:55 WIB
Indoritel (DNET) Catat Kenaikan Laba 21,52% di Semester I, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Petugas kasir melayani pembeli di gerai Indomaret di Jakarta, Selasa (13/1/2014). Emiten sektor ritel milik grup Salim, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) melaporkan kinerja yang mengesankan baik dari segi laba bersih maupun pendapatan di sepanjang semester I-2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/13/01/2015


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor ritel milik grup Salim, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) melaporkan kinerja yang mengesankan baik dari segi laba bersih maupun pendapatan di sepanjang semester I-2025.

Melansir laporan keuangannya per semester I-2025, DNET sukses meraup laba Rp 540,65 miliar, naik 21,52% year on year (yoy) bila dibandingkan posisi tahun yang sama sebelumnya Rp 44,89 miliar.

Dengan begitu, total laba per saham dasar perusahaan tercatat naik menjadi Rp 38,12 dari sebelumnya Rp 31,37.

Dari segi top line, pendapatan DNET dari kontrak dengan pelanggan mengalami kenaikan 14,94% menjadi Rp 801,37 miliar dari sebelumnya Rp 697,15 miliar.

Secara rinci, pendapatan yang berasal dari segmen korporasi mencapai Rp 455,45 miliar, naik dari Rp 412,43 miliar. Lalu, segmen ritel tercatat Rp 304,73 miliar, meningkat dari Rp 239,56 miliar dan pendapatan lain-lain mencapai Rp 41,18 miliar, turun dari Rp 45,15 miliar.

Baca Juga: Indoritel Makmur Internasional (DNET) Raih Kenaikan Laba 21,52% pada Semester I-2025

Adapun kontribusi laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama mencatatkan hasil Rp 444,37 miliar di periode semester I-2025, meningkat dari sebelumnya Rp 339,29 miliar.  

PT Indomarco Prismatama tercatat memberikan kontribusi utama sebesar Rp 479,99 miliar. Diikuti oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang menyumbang Rp 18,5 miliar, dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) masih mengalami kerugian Rp 50,36 miliar. 

Sementara itu, PT Jaringan Mega Sedayu mencatatkan kontribusi sebesar Rp 1,26 miliar, sedangkan PT Teknologi Mega Sedayu justru mencatatkan kerugian sebesar Rp 15 juta.

Di sisi lain, DNET menghimpun total aset senilai Rp 21,88 triliun per Juni 2025, meningkat dari Rp 21,35 triliun di akhir Desember 2024. 

Total liabilitas perusahaan tercatat turun menjadi Rp 7,09 triliun per semester I-2025, dari Rp 7,12 triliun di akhir Desember 2024. Sementara ekuitas perusahaan mencapai Rp 14,79 triliun per Juni 2025, meningkat dari Rp 14,23 triliun di akhir tahun 2024 lalu.

DNET melaporkan saldo kas dan setara kas akhir periode senilai Rp 1,21 triliun per Juni 2025, turun dari sebelumnya Rp 1,28 triliun.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan kinerja DNET di semester I-2025 didorong oleh peningkatakan yang berasal dari kontrak korporasi dan ritel. Pendapatan korporasi mencapai Rp 455,45 miliar atau naik 0,4%, sementara segmen ritel naik 27,2% menjadi Rp 304,73miliar. 

Sementara itu, Ekky juga menilai kontribusi laba dari entitas asosiasi cukup signifikan, yakni sebesar Rp 474,99 miliar dari Indomaret dan tambahan Rp 18,50miliar dari Sari Roti, meskipun FAST (KFC) masih membukukan kerugian.

"Untuk prospek bisnis saat ini masih berkembang, namun valuasi sangat tinggi dan likuiditas saham juga sangat rendah dengan rata-rata transaksi di bawah Rp 500 juta per hari," kata Ekky kepada Kontan Selasa (5/8).

Dus, Ekky belum merekomendasikan saham DNET untuk saat ini.

Baca Juga: Indoritel Makmur Internasional (DNET) Siapkan Capex Rp 2 Trilun pada 2025, Untuk Apa?

Dihubungi terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menilai prospek DNET masih menjanjikan hingga akhir 2025. 

Optimisme ini ditopang oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang tetap positif pada kuartal II-2025 serta kondisi makroekonomi yang relatif stabil.

"Kendati demikian, terdapat risiko penurunan kontribusi dari anak perusahaannya," kata Wafi kepada Kontan, Selasa (5/8).

Atas dasar tersebut, Wafi merekomendasikan untuk mempertahankan saham DNET dengan target harga di level Rp 8.000 per saham.

Selanjutnya: Menperin Ungkap Penopang Industri Manufaktur yang Tumbuh 5,68% pada Kuartal II-2025

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Rabu 6 Agustus 2025: Keuangan dan Karier Leo Bersinar Terang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×