Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maybank Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi buy saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga berbasis sum of the parts (SOTP) sebesar Rp 2.800 per saham. Rabu (24/12/2025), harga saham MDKA ditutup turun 1,35% di level Rp 2.200 per saham.
Menurut Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Hasan Barakwan dalam riset 22 Desember 2025, keputusan ini didukung oleh pemulihan margin struktural yang berhasil dicapai sepanjang sembilan bulan pertama 2025 seiring disiplin biaya yang ketat sehingga mampu mengimbangi pelemahan pendapatan.
"Keberhasilan perbaikan operasional tersebut dinilai menciptakan fondasi yang lebih tangguh bagi kinerja MDKA pada tahun fiskal 2026,” kata Hasan dalam riset. Ke depan, ia menilai fokus akan bergeser dengan hasil penjualan berkat dari pengembangan Proyek Emas Pani, yang dipandang sebagai katalis utama peningkatan volume produksi.
Baca Juga: Prospek Reksadana Offshore Terdorong Saham Teknologi dan Penguatan Dolar
Dalam sembilan bulan di tahun ini, MDKA masih membukukan rugi bersih sebesar US$ 34,8 juta. Capaian ini sesuai dengan proyeksi Maybank Sekuritas atau setara dengan 77,2% dari estimasi tahun 2025, meski lebih rendah dibandingkan konsensus pasar.
Pendapatan perusahaan tercatat turun 22,8% secara tahunan menjadi US$ 1,29 miliar, namun tekanan tersebut berhasil diimbangi oleh perbaikan signifikan pada margin.
Margin kotor meningkat menjadi 12,9%, dibandingkan 7,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Ini seiring penurunan biaya pokok penjualan (COGS) sebesar 27,6% secara tahunan. "Efisiensi biaya, khususnya pada segmen nickel pig iron (NPI) dan matte, mendorong pertumbuhan EBITDA sebesar 33,3% secara tahunan menjadi US$ 292,5 juta, sekaligus mempersempit kerugian dibandingkan rugi US$ 67,0 juta pada sembilan bulan di 2024.
Perbaikan kinerja operasional terlihat jelas pada segmen emas dan NPI. Volume penjualan emas meningkat 5,7% secara tahunan menjadi 89.164 ons, didukung lonjakan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 22,0% secara tahunan menjadi US$ 3.080 per ons. "Kondisi ini mendorong margin kas emas naik 35,3% secara tahunan menjadi US$ 1.840 per troi ons,” papar Hasan dalam riset.
Di segmen NPI, meskipun produksi turun 11,2% yoi menjadi 52.864 ton nikel, efisiensi biaya tetap menonjol. Biaya kas turun 4,3% yoy menjadi USD9.610 per ton, sehingga margin kas melonjak 38,9% yoy menjadi USD1.842 per ton.
Segmen limonit juga mencatatkan pertumbuhan kuat dengan volume penjualan meningkat 41,3% yoy menjadi 8,9 juta wet metric ton (wmt). Penurunan biaya kas sebesar 8,7% yoy turut mengerek margin segmen ini sebesar 24,8%.
Baca Juga: IHSG Naik ke Level 8.631 Mengawali Senin (22/12), Saham BUMI, MDKA, ANTM Top Gainers
Di tahun depan, Hasan menilai, prospek saham MDKA akan terdorong dari proyek emas Pani yang dijadwalkan beroperasi. "Proyek Emas Pani dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2026, dengan target penuangan emas pertama dari fasilitas Heap Leach pada kuartal I 2026,” jelas Hasan. Pada periode yang sama, MDKA juga akan memulai pembangunan pabrik carbon-in-leach (CIL) berkapasitas 12 juta ton per tahun sesuai jadwal percepatan.
Seluruh pendanaan proyek agresif ini akan bersumber dari kas internal dan utang, dengan target produksi puncak mencapai 500 ribu ons emas per tahun pada tahun 2028. Dengan prospek tersebut, Proyek Pani dipandang sebagai penopang utama kinerja dan pertumbuhan MDKA dalam beberapa tahun ke depan.
Di tahun 2026, Hasan memperkirakan pendapatan dan laba bersih MDKA akan mencapai Rp US$ 2,55 miliar dan US$ 209 juta. Angka ini jauh lebih baik dari hasil tahun 2025 yang mana MDKA masih mencetak rugi US$ 48 juta dengan pendapatan US$ 1,64 miliar.
Selanjutnya: Pemerintah Berikan Remisi untuk 15.235 Warga Binaan di Seluruh Indonesia
Menarik Dibaca: Traktir Keluarga Tanpa Khawatir, Promo Ramen 1 Hadirkan Menu Spesial Mulai Rp 16.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













