kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.684   21,00   0,13%
  • IDX 8.675   14,62   0,17%
  • KOMPAS100 1.196   3,22   0,27%
  • LQ45 850   1,16   0,14%
  • ISSI 314   0,82   0,26%
  • IDX30 435   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 501   -0,61   -0,12%
  • IDX80 134   0,25   0,19%
  • IDXV30 138   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 138   0,06   0,05%

Kenaikan suku bunga acuan belum tentu menguntungkan pasar obligasi Indonesia


Senin, 25 Juni 2018 / 20:01 WIB
Kenaikan suku bunga acuan belum tentu menguntungkan pasar obligasi Indonesia
ILUSTRASI. ILUSTRASI OPINI - Saat Pasar Saham dan Suku Bunga Menlonjak


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) disebut-sebut telah memberi sinyal akan kembali menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) tengah pekan ini. Namun, kenaikan tersebut belum tentu memberi dampak positif bagi pasar obligasi Indonesia.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, secara teori, upaya BI menaikkan suku bunga acuan justru berpotensi membuat yield SUN perlahan bergerak naik. Di sisi lain, harga SUN akan terkoreksi.

Padahal, yield SUN sudah tergolong tinggi untuk saat ini. Mengutip Bloomberg, yield SUN seri acuan 10 tahun telah mencapai 7,55% pada perdagangan Senin (25/6).

Kenaikan suku bunga acuan BI baru akan memberi efek positif bagi pasar obligasi dalam negeri jika nilai tukar rupiah benar-benar kembali stabil. “Sejauh ini, sudah dua kali suku bunga acuan naik tapi dampaknya ke rupiah hanya sesaat. Maka, patut dinanti lagi apakah kenaikan yang ketiga efeknya akan sama atau tidak,” kata Made, hari ini.

Di sisi lain, Made berpendapat, kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi membuat investor beralih ke instrumen deposito. Ini dengan catatan, kenaikan tersebut direspons dengan kenaikan bunga deposito perbankan, sehingga menimbulkan persaingan imbal hasil antara SUN dan deposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×