kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fluktuasi bikin volume dagang SUN tenor pendek melesat


Selasa, 12 Juni 2018 / 09:30 WIB
Fluktuasi bikin volume dagang SUN tenor pendek melesat


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap pasar obligasi yang meningkat membuat para investor mengalihkan investasinya dari instrumen surat utang negara bertenor panjang ke tenor pendek. Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Mei lalu, volume perdagangan surat utang negara (SUN) tenor pendek di bawah lima tahun mencapai Rp 458,23 triliun.

Angka tersebut melonjak 168,6% dibanding bulan sebelumnya. Sementara, volume perdagangan SUN tenor panjang di atas tujuh tahun pada Mei lalu mentok di Rp 318,48 triliun, atau hanya naik 9,5% dari periode April 2018.

Sebagai gambaran, volume perdagangan SUN tenor pendek di Mei lalu merupakan volume rekor tertinggi tahun ini. Sebelumnya, volume perdagangan SUN tenor pendek mencapai rekor tertingginya pada bulan Januari lalu, sebesar Rp 180,68 triliun.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan, tekanan yang menerpa pasar obligasi dalam negeri mencapai puncaknya pada bulan lalu. Hal ini dibuktikan oleh melemahnya nilai tukar rupiah hingga ke atas Rp 14.000 per dollar AS dan menanjaknya yield SUN seri acuan 10 tahun ke level 7%.

Jadi, wajar apabila para investor berbondong-bondong memburu SUN dengan tenor lebih pendek untuk meminimalisir risiko. "Ketika volatilitas pasar meningkat, harga SUN tenor panjang berpotensi mengalami koreksi cukup dalam," kata Made.

Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga menambahkan, walau kalah dari segi jumlah, volume perdagangan SUN bertenor panjang masih tumbuh, meski minim. Hal ini berarti masih ada investor yang memanfaatkan koreksi harga SUN bertenor panjang untuk melakukan pembelian secara berkala.

Ia menambahkan, ada kemungkinan pasar obligasi kembali stabil pasca rapat FOMC pertengahan bulan ini. Sebab, para pelaku pasar sudah memperkirakan The Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga acuan.

Hasilnya, jika tidak ada pernyataan hawkish dari The Fed, kondisi pasar obligasi Indonesia relatif lebih netral dan volume perdagangan SUN bertenor panjang dapat kembali meningkat. Sementara itu, Made berpendapat, para investor cenderung memilih menunggu efek kenaikan suku bunga acuan AS terhadap rupiah dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×