kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan impor China sempat mengangkat harga nikel


Rabu, 27 Januari 2016 / 22:26 WIB
Kenaikan impor China sempat mengangkat harga nikel


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga nikel sempat terangkat setelah angka impor logam China mencatat kenaikan pada bulan Desember lalu. Namun, penguatan harga tak bertahan lama menjelang pengumuman dari Federal Open Market Committee (FOMC).

Mengutip Bloomberg, Rabu (27/1) pukul 12.37 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) tergerus 0,3% ke level US$ 8.645 per metrik ton. Namun dalam sepekan ini, nikel menanjak 1,11%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, harga nikel mulai melemah menjelang pengumuman Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis dini hari (28/1). Pasalnya, ada isu bahwa The Fed negara bagian akan mendukung pengetatan ekonomi di AS.

Hal ini menjadi ancaman bagi nikel lantaran dapat membuat mata uang dollar AS semakin bertenaga. "Nikel juga mengikuti harga minyak yang kembali mengalami penurunan ke dekat US$ 30 per barel," paparnya.

Padahal, sebelumnya nikel sempat terangkat oleh data kenaikan impor China. Bulan Desember lalu, impor nikel olahan China meningkat lebih dari enam kali lipat dari sebulan sebelumnya menjadi 34.506 ton. Sedangkan secara keseluruhan, impor Nikel olahan sepanjang tahun lalu naik 125% menjadi 292.095 ton.

Kenaikan angka impor dipicu oleh melemahnya harga nikel hingga terlempar ke level terendah 12 tahun pada bulan November tahun lalu. Importir kemudian memanfaatkan murahnya harga nikel.

Di samping itu, langkah China untuk melakukan devaluasi pada mata uang yuan menimbulkan kekhawatiran bahwa mata uang akan melemah lebih jauh di masa mendatang. Hingga kuartal kedua tahun ini, Ibrahim melihat peluang pelemahan harga nikel masih terbuka lebar di tengah isu perlambatan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×