Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga nikel diprediksi berpeluang menguat menjelang akhir tahun 2016 meski sempat menukik ke level terendah dalam 12 tahun terakhir.
Mengutip Bloomberg, Rabu (13/1) pukul 13.56 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,6% ke level US$ 8.195 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Angka tersebut merupakan rekor terendah sejak 2003.
Meski awal tahun tenggelam, menurut rata-rata survey 16 analis yang dilakukan Bloomberg, harga nikel tahun 2016 dapat menguat ke level US$ 12.250 per metrik ton.
Mark Beveridge, seorang konsultan senior untuk stainless steel CRU Group di London mengatakan, output stainless steel China akan naik tahun ini atau rebound pertama dari penurunan dalam tujuh tahun terakhir.
Kenaikan tersebut dipicu oleh naiknya permintaan dari proyek infrastruktur yang didukung pemerintah China. Stainless stell yang digunakan pada gedung dan mobil memiliki kandungan nikel lebih tinggi dibandingkan pada perkakas seperti sendok dan garpu.
"Realisasi konsumsi di China tidak seburuk yang orang perkirakan dan dapat meningkat menjelang akhir tahun. Ini berdasarkan asumsi ada kenaikan secara bertahap dalam sektor manufaktur dan konstruksi," kata Beveridge seperti dikutip Bloomberg.
Sementara produksi berpotensi turun. Glencore Plc bulan lalu menyatakan berencana menutup salah satu tambang nikel di Australia lantaran kurang menguntungkan. Para produsen nikel di China yang merupakan produsen terbesar di dunia juga mengumumkan rencana untuk memangkas produksi tahun 2016 minimal sebesar 20%.
Pengamat Komoditas SoeGee Futures, Ibrahim memperkirakan, pada semester II-2016 pertumbuhan ekonomi China akan lebih baik dibanding semester pertama. Pasalnya, pemerintah China terus menggelontorkan stimulus ekonomi. Demikian juga dengan ekonomi di Eropa yang didukung oleh stimulus dari pemerintah.
Ketika ekonomi global dapat berangsur - angsur membaik, maka permintaan nikel diharapkan turut terkerek. Pada akhir tahun ini Ibrahim memprediksi nikel akan bergerak di kisaran US$ 15.000 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News