kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga batubara masih akan jadi katalis positif untuk Bukit Asam (PTBA)


Kamis, 17 Juni 2021 / 07:00 WIB
Kenaikan harga batubara masih akan jadi katalis positif untuk Bukit Asam (PTBA)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Objek potensial yang dapat dikenakan pajak karbon seperti bahan bakar fosil dan emisi yang dikeluarkan oleh pabrik atau kendaraan bermotor. Untuk pengenaan emisi atas aktivitas ekonomi, pemerintah dapat fokus pada sektor padat karbon seperti industri pulp and paper, semen, pembangkit listrik, juga petrokimia.

"Bisnis hilirisasi PTBA ini pada akhirnya bisa menjadi buffer di tengah isu pajak karbon tersebut. Lewat hilirisasi, produksi batubara PTBA juga bisa diserap di sektor lain," kata Dessy.

Dessy meyakini, katalis positif untuk kinerja PTBA juga akan datang dari kenaikan harga batubara. Ia memproyeksikan, harga rata-rata batubara pada semester I-2021 akan berada di level US$ 92 per ton-US$ 95 per ton. Menurutnya, dengan harga batubara yang menguat, kinerja PTBA pada kuartal II-2021 akan terdorong.

Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar dalam risetnya pada 7 Juni menuliskan, dari sisi fundamental, PTBA masih tetap kuat, serta akan diuntungkan dengan harga batubara yang sedang tinggi. “PTBA akan tetap diuntungkan oleh harga batubara internasional yang sedang membara, meskipun total penjualan volume ekspor PTBA merupakan yang terendah di antara emiten batubara yang berada dalam coverage Maybank Kim Eng,” tulis Isnaputra dalam risetnya.

Baca Juga: Harga batubara naik, analis rekomendasikan saham-saham ini

Isnaputra memproyeksikan blended average selling price (ASP) pada kuartal kedua akan naik 7,6% secara kuartalan menjadi US$ 51,5 per ton dari US$ 47,8 per ton di kuartal pertama 2021. Menurut dia, kenaikan proyeksi ASP ini tidak terlepas dari ASP ekspor yang lebih tinggi, yakni US$ 60,5 per ton (+12,2% secara kuartalan) seiring oleh harga batubara internasional yang lebih tinggi. Lalu, meningkatnya porsi total volume ekspor PTBA menjadi 40% dari 31% pada kuartal pertama 2021.

Di satu sisi, Isnaputra juga tidak terlalu khawatir terhadap dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap total biaya PTBA. Berdasarkan hitungannya, porsi bahan bakar hanya sebesar 3% dari total pengeluaran pada kuartal pertama 2021. Terlebih lagi, sekitar 20-30% dari ekskavator yang digunakan beroperasi menggunakan sumber listrik.

Pada tahun ini, Maybank Kim Eng memproyeksikan pendapatan PTBA akan mencapai Rp 20,08 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,99 triliun. 

Isnaputra pun masih merekomendasikan untuk beli saham PTBA dengan target harga Rp 3.500 per saham. Sementara Juan dan Dessy juga merekomendasikan untuk beli saham PTBA dengan target harga yang sama, yakni Rp 2.900 per saham.

Baca Juga: Saham Emiten Batubara Bergerak Searah dengan Penguatan Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×