kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan harga ayam dan telur mengerek saham emiten poultry


Rabu, 25 Juli 2018 / 07:45 WIB
Kenaikan harga ayam dan telur mengerek saham emiten poultry


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga telur dan daging ayam naik sejak lebaran. Hal ini memberi sentimen positif bagi emiten perunggasan (poultry). Tak heran, harga sahamnya melejit.

Kemarin (24/7), saham Japfa Comfeed (JPFA) sempat bertengger di Rp 2.330. Ini merupakan level tertinggi JPFA sejak diperdagangkan di bursa. Sepanjang bulan ini, harganya melejit 45,17%.

Saham Charoen Pokhpand (CPIN) juga menanjak 19,56% dalam sebulan. Kemarin, harganya ditutup di Rp 4.400, harga tertinggi sejak Juli 2013.

Sedang saham Malindo Feedmill (MAIN) naik 26,27% dalam sebulan ke Rp 865. Ini harga tertinggi sejak akhir 2017.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, bulan ini, harga daging ayam ras sudah naik 7,17%, dan telur terkerek 11%.

Analis menilai prospek saham poultry ke depan masih positif. Memang, analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menyebut, pemerintah berupaya menjaga harga telur dan daging ayam tidak naik signifikan demi melindungi konsumen. Tapi, kebijakan ini tidak akan menekan kinerja emiten.

Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest, menilai, intervensi harga telur dan ayam justru akan membatasi volatilitas harga. Dus, dampaknya positif bagi kinerja perusahaan. "Harga jagung yang turun juga menekan biaya bahan baku pakan ternak, sehingga bisa membantu gross margin," papar Aditya.

Namun, Nafan mengingatkan, investor perlu mencermati keuangan emiten, termasuk rasio utang alias debt to equity (DER). Ia mencatat, DER JPFA saat ini 1,27 kali, MAIN 1,31 kali, sedangkan CPIN hanya 0,52 kali. Kata Nafan, umumnya, emiten dengan rasio DER di atas 1 kali patut diwaspadai. "Tapi, belum tentu jelek," ujar dia.

Menurut Aditya, manajemen utang CPIN cenderung lebih positif. MAIN dan JPFA memiliki struktur utang lebih tinggi. "Namun, kinerja ketiganya akan semakin baik hingga akhir tahun ini," prediksi dia.

Aditya menilai, valuasi JPFA, CPIN dan MAIN masih menarik. Cuma, karena harga saham sudah naik lumayan, ia menyarankan hold untuk JPFA, CPIN dan MAIN. Aditya mematok target harga untuk masing-masing saham di level Rp 2.450, Rp 4.600 dan Rp 1.100 per saham sampai akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×