kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mirae: Emiten poultry masih tetap menjanjikan tahun ini


Rabu, 04 Juli 2018 / 08:02 WIB
Mirae: Emiten poultry masih tetap menjanjikan tahun ini
ILUSTRASI. Pabrik Charoen Pokphand Food di Thailand


Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba emiten poultry melejit. Padahal sebelumnya, banyak pihak yang khawatir pemberlakuan larangan impor jagung sejak tahun lalu dapat menyebabkan beban keuangan bertambah akibat harga jagung dalam negeri yang dinilai mahal.

Mengutip laporan keuangan kuartal I-2018, emiten PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) mencetak laba bersih di Rp 995 miliar, naik 59% year-on-year dari Rp 626 miliar.

Kemudian PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) memperoleh laba bersih Rp 50,25 triliun atau melesat 105% dari Rp 24,64 triliun. Sedangkan laba PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) meroket 491% menjadi Rp 433,4 miliar dari setahun lalu di Rp 73,38 miliar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan, kinerja emiten Poultry akan lebih baik dari tahun lalu karena local corn supply-nya lebih banyak.

"Dari Survei harganya sampai Mei masih uptrend. Demand masih banyak sampai Ramadan dan compared to Asia masih better. Kami rekomendasikan JPFA di 1,820. Tapi, ada negatifnya salah satunya Rupiah dan menurunnya konsumsi habis lebaran," katanya, Selasa (3/7).

Mimi bilang tahun lalu margin emiten poultry tertekan, tapi karena pemerintah sudah memberikan insentif jadi marginnya akan mulai naik tahun ini. "Kalau dari uptrend harganya harusnya sudah mulai naik," imbuhnya.

Mimi kemudian menambahkan bahwa untuk emiten CPIN belum ada coverage tapi CPIN sama JPFA. "Dua duanya oke sebetulnya karena nomor satu dan nomor dua. Tapi kalau dari sisi valuasi JPFA lebih menarik. Kalau Malindo karena volumenya lebih kecil, kan emiten poultry itu integrated dari hulu ke hilir jadi Malindo akan likely lebih tidak efisien," jelasnya.

Mimi menambahkan bahwa rupiah memang berdampak bagi kinerja emiten poultry karena mereka masih mengimpor jagung dari luar, tapi karena sekarang stok jagung di dalam negeri sudah banyak jadi risikonya sudah lebih turun.

"Kami juga melihat di kuartal II, ada Asian Games itu kan ada yang bisa push purchasing power kita balik. Rata rata emiten Poultry itu jarang yang terlalu aware dengan domestik karena live bird itu agak sulit diprediksi. Faktor cuaca untuk Poultry tidak signifikan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×