kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Effect bakal bawa rupiah kembali menguat besok


Senin, 01 Juli 2019 / 17:41 WIB
Jokowi Effect bakal bawa rupiah kembali menguat besok


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Selasa (2/7) diprediksi mampu kembali melanjutkan penguatan. Sentimen dari internal mendominasi katalis bagi mata uang Garuda. 

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah Senin (1/7) tercatat mengalami penguatan 24 poin ke level Rp 14.117 per dollar AS.

Sedangkan menurut data Bloomberg, kurs rupiah pasar spot ditutup menguat 0,09% ke level Rp 14.113 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah berhasil ditutup menguat, meskipun di awal perdagangan hari ini (1/7) kurs sempat mencatatkan pelemahan.

Untuk itu, rupiah diyakini masih akan melanjutkan penguatan. "Sentimen penguatan bakal datang dari internal, khususnya Jokowi Effect," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Dia menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini (1/7) turut didukung keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan pasangan capres - cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebagai pemimpin Indonesia periode 2019-2024. Sentimen ini diyakini masih akan berlanjut sebagai penggerak kurs rupiah terhadap dollar AS.

Sebagai petahana, pelaku pasar meyakini Jokowi tidak akan mengubah pola dan arah kebijakan terlalu drastis. Investor juga melihat Jokowi akan punya waktu untuk melanjutkan kebijakan reformasi struktural seperti pembenahan defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Selain itu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen di Juni 2019 sebesar 0,55% (bulanan) ekspektasi sebesar 0,46 %. Sementara inflasi secara year on year (tahunan) mencapai 3,28% ekspektasi sebesar 3,13%.

Inflasi tersebut masih di bawah target pemerintah sehingga inflasi Juni masih terkendali karena banyak program pemerintah yang berhasil sehingga menekan inflasi. Dan ada alasan kuat bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan.

Dari eksternal, fokus pasar saat ini menjurus fundamental AS, salah satunya pertemuan pejabat The Fed di Juli. Beberapa pejabat Fed menahan pandangan pelonggaran baru-baru ini dan data akan membantu pasar mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apakah Fed siap untuk menurunkan suku bunga bulan ini.

Data penting AS lainnya yang akan dirilis minggu ini termasuk indeks aktivitas non-manufaktur Institute of Supply Management (ISM) Juni yang bakal dirilis Rabu (3/7).

Apalagi, sebuah laporan menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di China secara tak terduga menyusut karena permintaan domestik dan ekspor goyah.

Di sisi lain, di sela-sela KTT G20, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyepakati 'gencatan senjata'. Kedua negara sepakat untuk kembali ke meja perundingan dan tidak menyentuh kenaikan bea masuk.

Pertemuan Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Seusai KTT G20, Trump menyempatkan diri mampir ke Zona Demiliterisasi (DMZ) perbatasan Korea Utara-Korea Selatan.

"Untuk transaksi besok, rupiah akan diperdagangkan menguat, dengan kisaran level support Rp 14.070 per dollar AS dan resistance di level Rp 14.170 per dollar AS," prediksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×