kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi Effect bakal bawa rupiah kembali menguat besok


Senin, 01 Juli 2019 / 17:41 WIB
Jokowi Effect bakal bawa rupiah kembali menguat besok


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Selasa (2/7) diprediksi mampu kembali melanjutkan penguatan. Sentimen dari internal mendominasi katalis bagi mata uang Garuda. 

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah Senin (1/7) tercatat mengalami penguatan 24 poin ke level Rp 14.117 per dollar AS.

Sedangkan menurut data Bloomberg, kurs rupiah pasar spot ditutup menguat 0,09% ke level Rp 14.113 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah berhasil ditutup menguat, meskipun di awal perdagangan hari ini (1/7) kurs sempat mencatatkan pelemahan.

Untuk itu, rupiah diyakini masih akan melanjutkan penguatan. "Sentimen penguatan bakal datang dari internal, khususnya Jokowi Effect," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Dia menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini (1/7) turut didukung keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan pasangan capres - cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebagai pemimpin Indonesia periode 2019-2024. Sentimen ini diyakini masih akan berlanjut sebagai penggerak kurs rupiah terhadap dollar AS.

Sebagai petahana, pelaku pasar meyakini Jokowi tidak akan mengubah pola dan arah kebijakan terlalu drastis. Investor juga melihat Jokowi akan punya waktu untuk melanjutkan kebijakan reformasi struktural seperti pembenahan defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Selain itu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen di Juni 2019 sebesar 0,55% (bulanan) ekspektasi sebesar 0,46 %. Sementara inflasi secara year on year (tahunan) mencapai 3,28% ekspektasi sebesar 3,13%.

Inflasi tersebut masih di bawah target pemerintah sehingga inflasi Juni masih terkendali karena banyak program pemerintah yang berhasil sehingga menekan inflasi. Dan ada alasan kuat bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×