Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (17/9). Mata uang garuda diperkirakan lebih tangguh di tengah penantian investor terhadap arah suku bunga acuan.
Pengamat Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah berpeluang menguat terbatas di perdagangan Selasa (17/9). Hal itu karena pelaku pasar cenderung masih menantikan hasil dari pertemuan The Fed dan juga Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pekan ini.
Seperti diketahui, federal reserve (the Fed) akan melangsungkan pertemuan pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di tanggal 17-18 September 2024. Selain itu, bank Indonesia juga akan bertemu pada tanggal serupa.
Baca Juga: Rupiah Spot ke Rp 15.578 Per Dolar AS Selasa (3/9) Pagi, Melemah 4 Hari Beruntun
Lukman menjelaskan, penantian investor terhadap pertemuan bank sentral AS ataupun juga pertemuan bank sentral Indonesia akan memengaruhi rupiah dalam jangka pendek. Nilai tukar rupiah masih akan dipengaruhi prospek arah suku bunga bank sentral.
Adapun rupiah menguat saat ini terhadap dolar AS seiring meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga acuan the Fed. Pemangkasan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) diperkirakan sebesar 50 bps pada pekan ini, setelah melihat rilis data-data inflasi Amerika.
Di samping itu, lanjut Lukman, dolar AS juga sedang tertekan oleh hasil debat capres Amerika yang menunjukkan bahwa capres Kamala Harris dinilai memenangkan debat tersebut.
Baca Juga: Nantikan Data Ekonomi AS, Rupiah Berpotensi Datar Pada Kamis (28/8)
Akibatnya, dolar AS melemah karena Donald Trump diyakini investor lebih identik dengan mata uang negeri paman sam tersebut daripada Kamala Harris.
“Rupiah masih berpotensi menguat, namun terbatas karena investor wait and see hasil FOMC dan RDG BI,” ujar Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (16/9).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi melihat bahwa saat ini para trader tetap pada ekspektasi pemotongan suku bunga acuan AS. Meskipun, terdapat beberapa pembacaan inflasi yang kuat di pekan lalu.
Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga the Fed sebesar 25 bps, namun tak sedikit juga yang memproyeksi bank sentral AS akan memangkas sebesar 50 bps karena data tenaga kerja yang lemah.
Baca Juga: Arus Modal Asing Mulai Keluar di September, Begini Proyeksi Rupiah
Secara total, analis memperkirakan setidaknya pemotongan suku bunga Fed senilai 100 bps tahun ini, dengan dua pertemuan lagi tersisa pada 2024.
“Bank sentral secara luas diharapkan untuk memulai siklus pelonggaran pekan depan, setelah sinyal dovish dari sejumlah pejabat Fed dalam beberapa minggu terakhir,” ungkap Ibrahim dalam risetnya, Jumat lalu (13/9).