Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Senin (9/9) dengan terkoreksi 0,25% atau turun 19,10 poin ke level 7.702,73. Padahal, IHSG mencetak rekor tertinggi baru pada Jumat (6/9) di posisi 7.721,84.
Melemahnya indeks komposit dalam negeri ini sejalan dengan merahnya sejumlah indeks di Asia. Indeks Nikkei 225 asal Jepang turun 0,48%, Indeks Hang Seng melorot 1,42% dan Shanghai Composite Index turun 10,6%.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menjelaskan bursa Asia bergerak cenderung melemah akibat adanya kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi di Awal Pekan, Saham-Saham Big Cap Ini Banyak Dilepas Asing
Pasalnya, ketenagakerjaan AS unemployment rate menurun dari sebelumnya 4,3% menjadi 4,2%. Di sisi lain, non farm payrolls AS mengalami kenaikan dari sebelumnya 89 ribu menjadi 142 ribu.
Meskipun mengalami kenaikan, non farm payrolls masih di bawah perkiraan pasar yang sebesar 160.000. Selain itu, data non farm payrolls di bulan sebelumnya juga direvisi dari 114.000 menjadi 89.000.
"Ini membuat pasar tampak khawatir sebab revisi ini dianggap cukup dalam. Sejauh ini, pasar menyiratkan peluang 75% untuk pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps," tulisnya dalam riset, Senin (9/9).
Dari Negeri Tirai Bambu, para pelaku pasar menantikan rilisnya neraca perdagangan yang diperkirakan menurun dari US$ 84,65 miliar menjadi US$ 83,90 miliar. Data industrial production diproyeksikan turun secara tahunan dari 5,1% menjadi 4,7%.
Baca Juga: Terseret Sentimen Negatif Global, IHSG Tumbang 3,40% di Awal Pekan Ini
"Ini terlihat dari NBS Manufacturing PMI yang berada di zona kontraksi di bawah 50 poin dan menurun dari sebelumnya 49,4 menjadi 49,1," jelas Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News