kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Ini Rekomendasi Saham untuk Emiten yang Punya Utang Dolar AS


Senin, 31 Juli 2023 / 06:00 WIB
Ini Rekomendasi Saham untuk Emiten yang Punya Utang Dolar AS
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan memiliki utang dalam dolar AS


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Apalagi ketika kurs rupiah sedang melemah, ditambah jika emiten tersebut memerlukan banyak bahan baku impor saat harga komoditasnya sedang tinggi. Dus, pada umumnya emiten melakukan lindung nilai (hedging) saat ada pembiayaan dalam bentuk valuta asing.

Catatan Praska, strategi tersebut hanya bisa meredam, tidak meniadakan risiko meningkatnya biaya bunga dan pelemahan kurs. "Namun paling tidak meminimalkan risiko penurunan keuntungan lebih dalam akibat pelemahan kurs," imbuhnya.

Dampak terhadap laporan keuangan emiten bisa signifikan jika pendapatan tidak mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan biaya. Termasuk biaya pinjaman akibat naiknya suku bunga. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham yang Mendapat Angin Segar dari Penguatan Rupiah

Estimasi Praska, dampak kenaikan suku bunga global saat ini belum signifikan bagi emiten di Indonesia. Alasannya, kenaikan suku bunga acuan lebih fokus untuk meredam laju inflasi agar sesuai dengan target bank sentral.

"Sehingga jika laju inflasi sudah mencapai target, akan ada peluang penurunan suku bunga acuan. Sekaligus membuat biaya pinjaman utang dalam valas tidak mengalami peningkatan signifikan dalam jangka panjang," sebut Praska.

Prospek Emiten

Sementara itu, Guntur menilai emiten yang berencana menerbitkan utang baru dalam mata uang asing mesti berhati-hati. Mempertimbangkan masih adanya peluang kenaikan suku bunga secara global, emiten perlu lebih cermat menghitung risiko atas potensi kenaikan biaya bunga ke depannya.

Di sisi lain, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) lebih stabil dan berpeluang turun lebih dulu. Sehingga penerbitan utang dalam mata uang rupiah bisa menjadi opsi yang menarik. 

Baca Juga: Fundamental Sangat Kuat, Mitratel Semakin Terdepan Untuk Ekspansi

"Tetapi balik lagi kondisi masing-masing emiten atau issuers berbeda. Liabilities exposure serta source of revenue emiten juga  berbeda," tambah Guntur. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×