kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG Diprediksi Bergerak Volatile Sepanjang November 2022


Senin, 31 Oktober 2022 / 06:15 WIB
IHSG Diprediksi Bergerak Volatile Sepanjang November 2022


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak volatile sepanjang November 2022. Apalagi mengingat IHSG pada bulan November cenderung memberikan return negatif sejak 2009.

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim mengatakan, jika melihat secara historis pergerakan IHSG untuk bulan November memang rata-rata mengalami pelemahan. "Juga, jika melihat beberapa sentimen untuk awal November akan berpotensi memberikan volatilitas untuk IHSG," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Sabtu (29/10).

Adapun sentimen yang akan menggerakkan IHSG sepanjang November 2022 dari Euro Area pada penutupan akhir bulan ini akan adanya rilis pertumbuhan ekonomi. Data tersebut diperkirakan akan tertekan dan inflasi yang juga belum dapat dikendalikan setelah ECB menaikkan suku bunga.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah di Perdagangan Terakhir Oktober, Senin (31/10)

Dari dalam negeri ada data inflasi dengan konsensus masih di 6% secara tahunan (YoY) dan akan ada rilisnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data ini akan menjadi pertimbangan Bank Indonesia (BI) dalam menentukan tingkat suku bunga selanjutnya.

"Dengan beberapa sentimen yang ada dan memperhatikan historis di bulan November rata-rata kurang bersahabat bagi investor maka akan beropotensi terjadi aksi profit taking," kata Lukman.

Pekan depan, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada Selasa-Rabu, 1-2 November 2022. Lukman menyebutkan, konsensus memperkirakan suku bunga akan mengalami kenaikan 0,75 basis poin (bps).

Baca Juga: Kinerja Moncer Emiten Tambang dan Perbankan Diproyeksi Berlanjut Hingga Akhir Tahun

Dengan hal tersebut, para investor dinilai akan merespon FOMC ini, terlebih saham teknologi di AS tertekan. "Sehingga dengan potensi kenaikan suku bunga di AS akan berpotensi menekan growth stock, hal ini juga dapat mengakibatkan terseretnya IHSG dari sentimen yang ada di AS," ujar dia.

Lukman menuturkan, jika melihat secara historis bulan November yang kurang bersahabat, para investor dapat melihat saham-saham yang lebih defensif dengan melakukan buy on weakness.

"Melihat secara historis bulan Desember, IHSG sejak 2001 selalu tutup di zona hijau sehingga para investor dapat mengantisipasinya dari bulan November ini untuk menghadapi bulan Desember yang berpotensi mengalami kenaikan," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×