kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Hingga akhir tahun, tembaga masih rawan tekanan


Rabu, 30 September 2015 / 17:10 WIB
Hingga akhir tahun, tembaga masih rawan tekanan


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga tembaga mulai unjuk gigi. Namun, belum membaiknya permintaan tembaga dari negara-negara konsumen membuat komoditas ini masih berbalut tren bearish (turun).

Mengacu Bloomberg, Rabu (30/9) pukul 12.49 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,8% ke level US$ 5.010,5 per metrik ton. Namun, harga masih menyusut 0,91% dalam sepekan.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menerawang, harga tembaga masih berbalut tekanan hingga pengujung tahun 2015. Alasannya, melempemnya perekonomian dunia menguras permintaan tembaga. Begitu pula dengan ekonomi konsumen tembaga terbesar, yakni China, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).

Asian Development Bank (ADB) telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi China dari semula 7% di tahun 2015 menjadi 6,8%. ADB juga memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2016 dari semula 6,8% menjadi 6,7%. Andri berpendapat, jika performa industri tiga negara konsumen tembaga terbesar yakni China, Eropa, dan AS pulih, barulah harga tembaga bisa bullish (naik).

Apalagi masih ada ancaman kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS alias The Fed pada Oktober atau Desember 2015. Keperkasaan dollar AS bakal menggerus harga tembaga karena komoditas tersebut diperdagangkan dalam mata uang Negeri Paman Sam yang kian mahal.

"Akhir tahun harga tembaga di level US$ 5.000 – US$ 5.015 per metrik ton,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×