Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tembaga terus menanjak memasuki rally hari keempat. Dorongan kali ini datang dari kekhawatiran terganggunya produksi dan pasokan setelah gempa bumi menyerang Negara Chili, Rabu (16/9).
Mengutip Bloomberg, Kamis (17/9) pukul 1.02 pm Shanghai harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merangkak naik 0,31% ke level US$ 3.976 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Begitu pun dalam sepekan terakhir, harga tembaga masih terkikis 0,03%.
Ibrahim, Pengamat Komoditas mengatakan keadaan di Chili ini menambah sentimen positif yang mendongkrak harga. Walaupun memang tambang tembaga terbesar di Chili selamat dari kerusakan namun bayang-bayang gempa dan tsunami susulan masih menghantui produsen tembaga.
Sebelumnya Rabu (16/9) Chili terserang gempa 8,3 SR. Gempa terjadi 34 mil di luar Illapel wilayah Coquimbo. The Pacific Tsunami Warning Center melaporkan gempa ini bisa disusul oleh tsunami yang menghancurkan dengan ombak sebesar 4,5 meter.
“Beberapa produsen tembaga akan menghentikan produksi sementara dan pasokan pun akan tersendat,” papar Ibrahim. Meski hingga saat ini, Codelco, perusahaan tambang tembaga terbesar dan Antofagasta Plc, Anglo American Plc dan BHP Billiton Ltd mengatakan pekerja dan tambang aman.
Padahal tanpa adanya ancaman terganggunya produksi dan pasokan ini beberapa perusahaan tambang di Chili memang berencana untuk memangkas produksi. “Ini dampak dari harga yang sudah terlalu murah,” kata Ibrahim. Efeknya perusahaan tidak mampu untuk menutup biaya produksi.
Jiangxi Copper Co., Tongling Nonferrous Metals Group Co., dan Zijin Mining Group Co., akan memangkas produksinya lebih dari 40 ribu ton di September 2015 ini.
Hal ini diduga Ibrahim akan mampu menahan kenaikan harga hingga akhir pekan. “Apalagi jika The Fed pada FOMC meetings Jumat (18/9) dini hari nanti tidak menaikkan suku bunga,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News