Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua calon emiten saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memasuki tahap akhir pemesanan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) hari ini, Kamis 6 Maret 2025. Dari dua IPO saham itu, mana yang memiliki prospek cerah untuk dikoleksi?
Dua IPO saham yang memasuki hari terakhir pemesanan adalah PT Jantra Grupo Indonesia Tbk dan PT Sinar Terang Mandiri Tbk. Jantra Grupo bakal memakai kode KAQI dan Sinar Terang Mandiri akan memakai kode MINE.
Setelah pemesanan akhir, dua saham itu akan tercatat untuk pertama kali di BEI pada 10 Maret 2025.
Jantra Grupo Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha perawatan dan perdagangan suku cadang serta aksesori kaki-kaki kendaraan. Melansir prospektusnya di laman e-IPO, KAQI menetapkan harga IPO sebesar Rp 118 per saham.
Baca Juga: Jadwal Pencairan & Nilai THR PNS 2025, Ini Kata Menkeu Sri Mulyani
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 450 juta saham atau 21,68% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 53,1 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk beberapa hal. Pertama, sekitar 69,65% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal.
Adapun rinciannya, sekitar 40,38% atau sekitar Rp 20 miliar akan digunakan untuk pembelian lahan seluas 1.940 meter persegi yang berada di Bona Indah, Jakarta Selatan. Kemudian, sekitar 29,27% akan digunakan untuk membuka lima cabang bengkel baru yang terletak di Bandung, Bekasi, Surabaya, Semarang dan Jakarta.
Kedua, sekitar 13,19% akan digunakan untuk kegiatan operasional, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian persediaan suku cadang, sewa kendaraan operasional dan pengembangan aplikasi.
Ketiga, sisanya akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usaha.
Tonton: Korupsi Lagi Di Pertamina, Negara Rugi Rp 193 Triliun
IPO MINE
Sementara, Sinar Terang Mandiri menawarkan sebanyak-banyaknya 612.665.300 (612,66 juta) saham. Jumlah tersebut setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Seluruh saham yang ditawarkan terdiri dari saham baru, yang ditawarkan kepada publik dengan rentang harga penawaran Rp 200 sampai dengan Rp 216 setiap saham.
Dus, dari aksi IPO ini MINE mengincar dana segar sebanyak-banyaknya Rp 132,33 miliar. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 48% dari hasil IPO atau setara Rp 63,21 miliar akan digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) pembelian alat berat baru untuk mendukung kegiatan operasional.
Kemudian, sekitar 11% atau setara Rp 14 miliar akan dipakai untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan milik Sinjo Jefry Sumendap, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama dan Pemegang Saham Pengendali MINE. Sisa dari dana hasil IPO akan digunakan MINE untuk modal kerja.
Rekomendasi saham IPO
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, investor harus bisa mencermati betul-betul secara historis kinerja fundamental calon emiten yang akan IPO.
“Jadi, bukan hanya kinerja fundamental di prospektus saja, tetapi secara historis sebelumnya seperti apa,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (5/3).
Artinya, investor harus paham seperti apa proses berdirinya calon emiten yang akan IPO dan apa tujuan mereka melantai di bursa.
“Investor juga inginkan adanya IPO yang berkualitas,” ungkapnya.
Baca Juga: Pasar Saham Sedang Tertekan, 97 Perusahaan Antre IPO
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat, ada dua langkah utama yang bisa diambil investor dalam memilih calon emiten yang baik.
Pertama, pilihlah sektor yang memang memiliki korelasi positif dengan rencana kerja dari pemerintah. Setelah itu, lihatlah fundamental dan kinerja keuangan calon emiten, kemudian hitung valuasi saham perusahaan di masa yang akan datang.
“Hal ini menjadi salah satu poin yang sangat penting untuk bisa memilah saham IPO yang tepat di tengah tingginya volatilitas pasar lantaran ada pengaruh sentimen kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (5/3).
Nico merinci, MINE melepas 15% dari modal ditempatkan dengan nilai nominal Rp 100. Target dana yang diincar sekitar Rp 132,33 miliar dan 48% dana akan digunakan untuk belanja modal khususnya pembelian alat alat baru.
“Dapat dikatakan MINE cukup menarik,” katanya.
Sementara KAQI menurutnya juga tidak kalah menarik. Pasarnya dana perolehan IPO digunakan untuk melakukan ekspansi seperti untuk pembelian lahan dan membuka lima cabang bengkel baru.
“Sejauh ini keduanya terlihat menarik, terutama karena IPO digunakan untuk melakukan ekspansi. Namun, kami melihat MINE lebih menarik,” ungkapnya.
Baca Juga: Siap-Siap, Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen dengan Yield Di Atas Bunga Deposito
Selanjutnya: Menpan RB Tunda Pengangkatan CASN Seleksi 2024, Kapan Jadwal CPNS dan PPPK Diangkat?
Menarik Dibaca: Pemula Wajib Tahu Tips Olahraga Aman di Gym Ini, Sebaiknya Pakai Trainer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News