kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.110   171,00   1,12%
  • IDX 7.772   -132,97   -1,68%
  • KOMPAS100 1.199   -8,62   -0,71%
  • LQ45 976   -3,76   -0,38%
  • ISSI 227   -2,29   -1,00%
  • IDX30 499   -1,25   -0,25%
  • IDXHIDIV20 601   -0,90   -0,15%
  • IDX80 137   -0,46   -0,34%
  • IDXV30 140   -0,41   -0,29%
  • IDXQ30 167   -0,04   -0,03%

Harga SUN hari ini rentan koreksi


Selasa, 10 November 2015 / 12:32 WIB
Harga SUN hari ini rentan koreksi


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Analis memprediksi, harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada Selasa (10/11) masih rentan terpeleset.

Pada Senin (9/11), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terkoreksi 0,22% dibandingkan posisi akhir pekan lalu menjadi 105,22.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, ada dua faktor yang menekan SUN.

Pertama, spekulasi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed pada Desember 2015 yang didukung solidnya data tenaga kerja.

Akhir pekan lalu, Negeri Paman Sam merilis data jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian (Nonfarm Payroll) per Oktober 2015 yang mencapai 271.000 orang. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan estimasi analis yang dipatok 190.000 tenaga kerja.

"Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed pun meningkat dari 58% menjadi 70%, mendorong investor melakukan penjualan SUN sebagai antisipasi terhadap keputusan The Fed," paparnya. Walhasil, aksi jual investor tersebut mendorong koreksi harga SUN di pasar sekunder.

Kedua, pelemahan nilai tukar rupiah. Di pasar spot pada Senin (9/11), rupiah tergerus 0,59% dibandingkan akhir pekan lalu menjadi Rp 13.644 per dollar AS.

Memang Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu menyebutkan cadangan devisa dalam negeri per Oktober 2015 mencapai US$ 100,7 miliar, turun US$1 miliar dibandingkan posisi akhir September 2015 yang tercatat US$101,7 miliar.

"Jumlah cadangan devisa yang semakin rendah akan membatasi kemampuan Bank Indonesia untuk melakukan intervensi di pasar valuta di saat tren penguatan dollar Amerika menjelang kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika," jelas Made.

Adapun secara teknikal, lanjutnya, harga SUN masih berada dalam area konsolidasi dengan mulai terlihatnya indikasi tren penurunan harga, terutama pada SUN tenor panjang.

Oleh karena itu, Made menyarankan investor untuk melakukan strategi trading jangka pendek dengan menjual SUN di pasar sekunder dan kembali masuk saat harga SUN melemah alias buy on weakness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×