Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Gejolak ekonomi yang terjadi di Eropa dan China memberikan tekanan ke harga platinum. Harga platinum terlempar setidaknya ke level terendah sejak Januari 2014 silam.
Mengutip Bloomberg, Selasa (10/3) pukul 14.54 WIB, harga platinum untuk kontrak pengiriman April 2015 di bursa New York Merchantile Exchange menukik 0,9% ke level US$ 1.138 per ons troi dibanding penutupan hari sebelumnya. Sedangkan dalam sepekan terakhir harga platinum telah turun sebanyak 4,3%.
Ibrahim, Analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka mengatakan penyebab utama turunnya harga platinum berasal dari terus menguatnya index dollar AS. Index USD pada Selasa (10/3) pukul 14.16 WIB tercatat bertengger di level 98,07 yang terus menjadi level tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.
Dorongan bagi kokohnya index USD selain datang dari rilis data ekonomi AS yang sesuai harapan tapi juga karena tindakan ekonomi yang dilakukan oleh Eropa dan China. “Eropa dan China membuat mata uang mereka terpuruk dan memberikan keleluasaan bagi USD untuk terus perkasa,” kata Ibrahim.
Pasalnya pada Selasa (10/3) European Central Bank (ECB) melakukan pembelian kembali obligasi tenor 10 tahun pemerintah yang beredar di pasar asing. Menurut Ibrahim, atas aksi ini pasar melihat sinyal pesimis dari pelaku pasar. Selain memang Eropa baru saja menggelontorkan 1,1 triliun euro stimulus untuk jangka waktu satu tahun mendatang.
“Masih butuh waktu untuk melihat perubahan iklim perekonomian Eropa untuk kembali membaik,” kata Ibrahim. Pasar juga menilai keputusan ECB yang meningkatkan target PDB Eropa tahun 2015 menjadi 1,5% dan tahun 2016 menjadi 1,9% terlalu terburu-buru. Seharusnya prediksi tersebut baru bisa disampaikan pada semester dua mendatang kala perekonomian Eropa sudah kembali menggeliat.
Tekanan lainnya datang dari China. Keputusan China untuk melakukan uji coba perdagangan internasional dengan menggunakan mata uang yuan malah menjadi kekuatan tambahan baru bagi USD. Ditengah gejolak ekonomi China yang masih melambat, keputusan ini dinilai malah membuat pelaku pasar semakin pesimis dengan China.
“Perdagangan internasional tanpa USD sebaiknya baru dilakukan China jika perekonomiannya sudah solid,” jelas Ibrahim. Uji coba yang akan dilakukan Maret 2015 ini malah semakin menekan perekonomian China. Percobaan ini dinilai terlalu kontroversial sehingga pasar pesimis.
Menurut dugaan Ibrahim, penurunan harga platinum akan kembali terjadi Rabu (11/3). “Melihat apa yang terjadi di Eropa, China dan angin segar yang didapat USD, harga platinum masih akan turun meski terbatas,” prediksi Ibrahim.
Merosotnya harga platinum ini masih akan berlanjut bahkan hingga semester dua mendatang. Keadaan pasar baru akan kembali berpihak pada komoditas setelah kenaikan suku bunga AS sudah terjadi. Selagi pasar masih mengantisipasi hal tersebut, USD akan terus berada di atas angin.
Apalagi kini kisruh Eropa dan Yunani yang sempat mereda kembali berlanjut dengan tidak disetujuinya proposal perpanjangan waktu bagi tambahan dana bailout yang dibutuhkan oleh Yunani. “Posisi euro di pasar semakin lemah. Akibatnya komoditas termasuk platinum terus melanjutkan tren bearish,” papar Ibrahim.
Penurunan harga platinum juga terlihat secara teknikal. Saat ini indikator bollinger band dan moving average (MA) bergerak 20% di atas bollinger tengah dengan indikasi untuk bergerak naik yang sudah terbatas. Garis moving average convergence divergence (MACD) masih wait and see. Sedangkan indikator stochastic dan relative strength index (RSI) di level 60% negatif keduanya mengarah turun.
“Pelemahan terbatas terjadi pada Rabu (11/3) di sekitar level US$ 1.120 – US$ 1.145 per ons troi,” duga Ibrahim. Untuk sepekan mendatang harga platinum bisa bergerak di antara support US$ 1.100 per ons troi dan resistance US$ 1.140 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News