Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Harga platinum belum bisa bergerak naik tertekan penguatan index dollar Amerika Serikat. Data Bloomberg menunjukkan, pada Jumat (6/3) pukul 15.45 WIB, harga platinum kontrak pengiriman April 2015 di bursa New York Merchantile Exchange turun tipis 0,08% ke level US$ 1.179 per ons troi. Begitu pun dalam sepekan terakhir harga platinum masih merunduk 0,50%.
Analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan yang terjadi karena tekanan index USD. Saat ini index USD sudah menyentuh level 96,47. “Padahal dari sisi fundamental, permintaan platinum meningkat dan cukup mendorong kenaikan harga,” katanya, Jumat (6/3). Platinum banyak digunakan sebagai bahan dasar pabrikan seperti senjata, kapal hingga pesawat terbang.
Ibrahim bilang, permintaan naik karena prospek pertumbuhan ekonomi lebih menjanjikan dari sisi manufaktur. Apalagi ada dorongan dari European Central Bank yang akan mempertahankan suku bunganya di level 0,05%.
ECB juga menaikkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2015 ke level 1,5%, kemudian di tahun 2016 menjadi 1,9%, serta tahun 2017 juga naik ke 2,1%. Ini dilakukan karena ECB optimis dengan pelonggaran stimulus untuk setahun ke depan sebesar 1,1 triliun euro yang akan dimulai pada 9 Maret 2015 mendatang.
Menurut Ibrahim, pelonggaran stimulus dan target yang tinggi dari Eropa menjadi sinyal bahwa pergerakan ekonomi terutama sisi manufaktur akan kembali menggeliat.
Permintaan meningkat dapat dilihat dari rilis data World Platinum Investment Council bahwa terjadi lonjakan permintaan sebesar 8,5 juta ons di 2014 atau meningkat 7% dibanding tahun 2012. Angka ini membuat munculnya prediksi dari Royal Bafokeng Platinum Ltd bahwa tahun 2015 ini kemungkinan permintaan bisa naik sebanyak 4%.
Sebagai salah satu bahan dasar untuk pabrikan mobil, permintaan platinum juga diprediksi akan meningkat. Karena diduga penjualan mobil akan meningkat dalam enam tahun berturut-turut di 2015 sebesar 2,4% menjadi 88,6 juta. Ekspektasi ini seperti yang diperkirakan oleh IHS Automotive pada Februari lalu seperti yang dikutip dari Bloomberg, Jumat (6/3).
Selain permintaan yang meningkat, produksi platinum juga menurun di 2014. Stok platinum menurun 39% menjadi 2,5 juta ons di akhir tahun 2014 lalu.
Penurunan produksi salah satunya berasal dari Afrika Selatan akibat dari harga yang terlalu rendah dan juga banyaknya mogok kerja akibat kerusuhan sehingga membuat perusahaan harus menutup tambangnya. Selama mogok kerja lima bulan tersebut lebih dari satu juta ton produksi terpangkas.
Namun kembali lagi pada posisi index USD yang kuat, Ibrahim menduga pelemahan ini masih akan terus terjadi di hari ini, Sabtu (7/3). Walaupun penurunan juga tidak akan tajam melihat pada Kamis (5/3) rilis data klaim pengangguran mingguan AS meningkat menembus level 320 ribu. Angka ini di atas prediksi yang hanya 293 ribu dan di atas minggu sebelumnya 313 ribu.
Tidak hanya itu, tekanan USD juga datang dari prediksi non farm payroll yang menurun menjadi 240 ribu dari bulan Januari sebelumnya yakni 257 ribu. Jika rilis data sesuai prediksi, kejatuhan harga platinum tidak akan terlalu dalam.
“Pergerakan platinum akan sepenuhnya dipengaruhi oleh bagaimana index USD bergerak. Sebagai pembeli, tentu yang dilihat bagaimana harga jual. Jika index terus menguat maka harga akan semakin mahal, pembeli akan menahan diri,” papar Ibrahim.
Sentimen negatif lainnya yang bisa membuat harga platinum kembali tertahan adalah revisi target pertumbuhan ekonomi China. China yang tadinya menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 7,4% memotongnya menjadi 7%. Ini menjadi sinyal bahwa permintaan platinum dari China masih akan melambat.
Secara teknikal, Ibrahim melihat bahwa saat ini bollinger band dan moving average bergerak 30% di atas bollinger tengah yang masih mengindikasikan peluang menguat. Namun sayangnya ketiga indikator lainnya menunjukkan pergerakan kontras. Baik garis moving average convergence divergence (MACD), stochastic dan relative strength index (RSI) semuanya berada di area 60% negatif dengan arah menurun.
“Harga hari ini bergerak melemah meski tidak tajam di kisaran US$ 1.170 – US$ 1.189 per ons troi,” duga Ibrahim. Sedangkan dalam sepekan ke depan diprediksi masih melanjutkan pelemahan dengan bergerak di kisaran support US$ 1.160 per ons troi dan resistance US$ 1.180 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News