Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Harga perak terkoreksi. Kondisi tersebut tak lepas dari sentimen rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih mengintai pergerakan harga komoditas.
Mengacu data Bloomberg Rabu (17/6) pukul 13.22 WIB, harga perak kontrak pengiriman Juli 2015 turun 0,31% ke level US$ 15.915 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Sepekan, harga tergerus 0,27%.
Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures membeberkan, dalam beberapa hari terakhir, harga perak bergerak sideways cenderung tertekan. Hal ini disebabkan oleh tiga faktor.
Pertama, krisis Yunani yang belum juga menemukan titik terang. Para menteri keuangan Uni Eropa akan bertemu pada 18 Juni 2015 untuk menentukan nasib Yunani. Apalagi misi penyelamatan Yunani tersebut akan berakhir pada 30 Juni 2015 mendatang. Dengan kondisi mata uang Euro yang tertekan, maka dollar AS akan menguat. Naiknya kinerja dollar AS berimbas pada turunnya harga perak.
Kedua, spekulasi kenaikan suku bunga AS oleh Bank Sentral Amerika alias The Fed. Rencananya, pada tanggal 18 Juni 2015, Negeri Paman Sam merilis hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Selain meluncurkan proyeksi inflasi dan pertumbuhan perekonomian AS untuk dua tahun mendatang, mereka juga akan menyatakan sikap terkait suku bunga acuan, apakah jadi dinaikkan di tahun Kambing Kayu ini.
“Hal ini mendukung penguatan dollar AS yang cukup tajam. Kemudian, perak yang dinilai dalam dollar AS ikut melemah,” ujar Ariston.
Ketiga, harga perak belum terbantu dari sisi permintaan. Lihat saja Tiongkok sebagai salah satu konsumen komoditas terbesar di dunia turut mengalami perlambatan ekonomi. Alhasil, permintaan komoditas seperti perak juga ikut menurun. Sehingga, belum ada aspek yang dapat mendongkrak harga perak.
Menurut Ariston, apabila besok The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya, maka harga perak berpotensi tergerus lebih dalam. Memang harga perak berpotensi untuk rebound apabila Yunani dikeluarkan dari Uni Eropa. “Selama ini yang menekan Euro itu krisis Yunani. Jika Yunani keluar, Euro akan menguat dan bisa menekan dollar AS,” jelasnya.
Ariston memprediksi, harga perak besok (18/6) akan bergerak dalam rentang US$ 15,8 – US$ 16,1. Sepekan, harga perak berada di level US$ 16. Menutup semester satu tahun 2015, harga akan berada di US$ 15,5. Hingga penghujung tahun, Ariston menilai harga perak berpotensi terkoreksi hingga menyentuh level US$ 14 – US$ 15.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News