Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan pasien privat atau non-BPJS mendorong kenaikan pendapatan dan laba PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) pada separuh pertama 2025.
MIKA mencatatkan pendapatan Rp 2,6 triliun atau naik 4,5% year-on-year (yoy) pada semester I-2025.
Sedangkan laba bersih perseroan pun masih menguat 6,5% secara tahunan, menjadi Rp 639,7 miliar.
Berdasarkan payer mix, pendapatan pasien privat naik 8,2% yoy. Meskipun, lalu lintas pasien JKN BPJS Kesehatan turun 15,1% secara tahunan akibat pengetatan verifikasi klaim.
Analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan mengatakan, akibat pengetatan sistem, perseroan pun memproyeksikan volume BPJS akan tetap rendah. “Maka dari itu, tidak ada rencana ekspansi fasilitas untuk pasien BPJS,” katanya dalam riset 5 Agustus 2025.
Baca Juga: Mitra Keluarga (MIKA) Catat Laba Bersih Rp 645,04 Miliar pada Semester I 2025
Menyiasatinya, MIKA menggenjot peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas untuk pasien privat.
Guna menarik lebih banyak pasien privat di rumah sakit, salah satu cara MIKA adalah dengan meningkatkan intensitas dan kompleksitas perawatan. Lebih lanjut, hal ini diikuti dengan investasi lanjutan pada bedah ortopedi robotik dan rezum water therapy.
“MIKA juga memperkuat infrastruktur digital dan sistem informasi rumah sakit demi efisiensi operasional,” papar Rudy.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo W, langkah fokus pada pasien privat ini dinilai tepat. “Kami lihat langkah ini dapat menghasilkan margin yang cukup signifikan untuk MIKA ke depan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (13/8/2025).
Terlebih, Azis juga menyorot ekspansi rumah sakit yang akan dilakukan MIKA sampai tahun depan akan berdampak positif untuk pertumbuhan pendapatan.
Baca Juga: Kinerja Mitra Keluarga (MIKA) Positif di Semester I-2025, Cek Rekomendasi Analis
Menurutnya, pendapatan tahun 2024 menjadi Rp 4,8 triliun menjadi high base bagi MIKA. “Namun, laba bersih masih berpotensi bisa tumbuh di atas 5% dari tahun lalu,” tutur Azis.
Di sisi lain, Rudy mencermati posisi keuangan yang stabil menjadi penopang pertumbuhan perseroan ke depan. Namun, investor juga perlu mencermati risiko mencakup regulasi, serta kenaikan biaya obat dan suplai medis.
“Peta persaingan industri dengan lokal, Malaysia, dan Singapura pun menjadi risiko penurunan kinerja MIKA,” jelasnya.
Rudy merekomendasikan beli saham MIKA dengan target harga Rp 2.850 per saham. Sementara itu, Azis menyarankan trading buy MIKA di target harga Rp 2.620 per saham.
Baca Juga: Mitra Keluarga (MIKA) akan Buka 1 Rumah Sakit di Kuartal III, Simak Rekomendasinya
Selanjutnya: Pedagang Pasar Keluhkan Harga Beras Naik, Minta Pemerintah Segera Stabilkan Harga
Menarik Dibaca: Jadwal Pertandingan Final UEFA Super Cup 2025: PSG vs Tottenham (14/8/2025)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News