kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perak lanjutkan penguatan


Rabu, 10 Juni 2015 / 18:36 WIB
Perak lanjutkan penguatan


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sejak awal pekan harga perak terus mempertahankan penguatannya. Ketidakstabilan kondisi ekonomi global menjadi pemicu terkereknya harga safe haven termasuk perak.

Mengutip Bloomberg, Rabu (10/6) pukul 15.30 WIB harga perak kontrak pengiriman Juli 2015 di bursa Commodity Exchange tercatat naik 0,75% ke level US$ 16,07 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga perak masih tergerus 2,48%.

Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan bahwa terus merosotnya index USD hingga kembali menyentuh level kisaran 94 menjadi katalis positif utama yang mendorong harga logam mulia termasuk perak.

Sampai Rabu (10/6) pukul 15.05 WIB index USD terperosok 0,73% ke level 94,47. “USD kehilangan keperkasaannya pasca pernyataan Obama pada pertemuan hari kedua G7,” kata Ariston.

Pada pertemuan G7 hari kedua Senin (8/6), Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menyampaikan kekhawatirannya akan tingginya nilai USD di pasar saat ini. Yang mana dengan posisi terlampau tinggi ini ekonomi Amerika Serikat menjadi tertekan.

Sehingga data ekonomi yang positif pun seolah mentah begitu saja. Selasa (9/6) rilis data JOLTS Job Openings AS April 2015 mencatatkan lonjakan dari 5,11 juta menjadi 5,38 juta tidak mampu mendongkrak pergerakan index USD.

Ditambah lagi, “Permasalahan utama yang tak kunjung mendapat bailout juga meningkatkan perhatian pasar terhadap safe haven seperti emas dan ini berimbas pada perak,” kata Ariston. Saat ini pelaku pasar khawatir dengan kemungkinan peluang Yunani default akibat penawarannya yang belum juga disetujui oleh European Central Bank (ECB).

Pasalnya keadaannya saat ini, proposal kredit yang diajukan oleh Yunani masih belum dianggap kredibel. Padahal tenggat pembayaran utang hanya bersisa tiga minggu lagi atau akan segera berakhir pada Selasa (30/6) mendatang. “Kalau Yunani default maka peluangnya untuk meninggalkan zona euro semakin terbuka lebar. Ketidakstabilan keadaan ini membuat pelaku pasar berburu safe haven,” papar Ariston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×