kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Harga Minyak Tergelincir Senin (4/8) Pagi, OPEC+ Setujui Kenaikan Produksi September


Senin, 04 Agustus 2025 / 05:51 WIB
Harga Minyak Tergelincir Senin (4/8) Pagi, OPEC+ Setujui Kenaikan Produksi September
ILUSTRASI. Harga minyak tergelincir pada awal perdagangan Asia, Senin (4/8/2025), setelah OPEC+ sepakat menaikkan produksi secara signifikan pada September mendatang. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Harga minyak tergelincir pada awal perdagangan Asia, Senin (4/8/2025), setelah OPEC+ sepakat menaikkan produksi secara signifikan pada September mendatang.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 43 sen atau 0,62% ke level US$ 69,24 per barel pada pukul 22.18 GMT.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah 39 sen atau 0,58% menjadi US$ 66,94 per barel.

Penurunan ini melanjutkan pelemahan sekitar US$ 2 per barel yang terjadi pada penutupan perdagangan Jumat lalu.

Baca Juga: OPEC+ Akan Menambah Produksi Minyak Mulai September 2025

OPEC+ pada Minggu (3/8) sepakat menambah pasokan sebesar 547.000 barel per hari (bph) pada September, melanjutkan tren percepatan produksi guna merebut kembali pangsa pasar.

Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan yang berkaitan dengan konflik Rusia.

Langkah ini sekaligus menjadi pembalikan penuh dan lebih cepat dari gelombang pemangkasan produksi terbesar OPEC+ sebelumnya.

Selain itu, OPEC+ juga menyetujui peningkatan produksi terpisah bagi Uni Emirat Arab (UEA), sehingga total kenaikan mencapai sekitar 2,5 juta bph, atau setara 2,4% dari permintaan global.

Dalam pernyataan resmi, OPEC+ menyebutkan bahwa kondisi ekonomi yang sehat dan rendahnya persediaan menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut.

Baca Juga: Jika Trump Setop Impor Minyak Rusia ke India, Rusia Bisa Balas Dendam Lewat Aksi Ini

Analis RBC Capital Markets, Helima Croft, dalam catatannya menyebutkan bahwa kenaikan produksi sejak April sebenarnya lebih kecil dari angka utama, dan sebagian besar disumbang oleh Arab Saudi dan UEA.

"Taruhan bahwa pasar mampu menyerap tambahan pasokan tampaknya membuahkan hasil bagi negara pemilik kapasitas cadangan musim panas ini. Harga minyak tidak terlalu jauh dari level sebelum kebijakan tarif dicabut," tulis Helima.

Selanjutnya: Ujian Daya Saing Produk Indonesia di ASEAN

Menarik Dibaca: Promo Merdeka Roti'O Periode Agustus 2025, Roti + Ice Black Tea Cuma Rp 17.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×