Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada Selasa (18/2) seiring meningkatnya gangguan pasokan di Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Sementara pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina membatasi kenaikan karena potensi peningkatan pasokan dari Moskow.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 62 sen atau 0,8% menjadi US$75,84 per barel.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,11 atau 1,6% menjadi US$71,85 per barel, menyusul kenaikan Brent pada Senin, saat kontrak AS tidak diperdagangkan karena libur.
Baca Juga: Volume Pengiriman Minyak Rusia Turun Imbas Serangan Drone Ukraina
Brent sebelumnya naik 48 sen setelah serangan drone Ukraina mengenai stasiun pompa di Rusia pada pipa Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), yang mengalirkan minyak dari Kazakhstan ke pasar global.
Aliran minyak melalui pipa ini berkurang 30-40% pada Selasa, menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak.
Pengurangan 30% setara dengan 380.000 barel per hari, menurut perhitungan Reuters.
"Brent telah mendapatkan keuntungan dari gangguan pasokan CPC kemarin, tetapi semuanya bergantung pada durasi dan tingkat gangguannya," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Pasar minyak mengalami kejutan pasokan lainnya pada Selasa ketika pelabuhan Novorossiisk di Laut Hitam Rusia menghentikan pemuatan akibat badai, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Baca Juga: Harga Minyak Brent Melemah, Setelah Menguat Akibat Serangan Stasiun Pompa Kaspia
Ekspor dari pelabuhan tersebut pada Februari direvisi naik sebesar 0,24 juta ton dari rencana awal menjadi 2,25 juta ton atau sekitar 590.000 barel per hari, menurut sumber pada Senin.
Cuaca dingin ekstrem di AS juga berdampak pada pasokan minyak. Otoritas Pipa Dakota Utara memperkirakan produksi di negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga di AS akan turun hingga 150.000 barel per hari.
Menahan kenaikan harga, delegasi AS dan Rusia mengadakan pertemuan selama 4,5 jam di Arab Saudi untuk membahas cara menghentikan konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.
Ukraina tidak diwakili dalam pertemuan tersebut, dan Rusia memperkeras tuntutannya.
Jika kesepakatan tercapai, Washington dan sekutunya dapat mencabut sanksi terhadap pasokan minyak Rusia.
"Semua orang menunggu apa yang akan terjadi dengan Rusia dan Ukraina," kata analis minyak Mizuho, Robert Yawger.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil di Tengah Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina
"Itu bukan sesuatu yang akan terjadi dalam 15 menit ke depan, jadi pasar akan tetap berhati-hati," tambahnya.
Sebagai potensi dorongan bagi harga minyak, data persediaan dan perdagangan AS yang akan dirilis Kamis diperkirakan menunjukkan impor bersih minyak mentah yang lebih rendah minggu lalu, kata Staunovo.
Namun, ekspektasi musim perawatan kilang yang padat dapat menekan permintaan dalam beberapa minggu ke depan.
"Ada banyak minyak mentah di pasar dengan perawatan kilang yang akan dimulai pada Maret diperkirakan berlangsung lama," kata Spesialis Energi United ICAP, Scott Shelton, dalam sebuah catatan kepada klien pada Selasa.
Persediaan minyak mentah dan bensin AS kemungkinan naik minggu lalu, menurut jajak pendapat awal Reuters pada Selasa.
Pedagang juga menunggu kejelasan apakah OPEC+ akan melanjutkan rencana untuk meningkatkan pasokan minyak mulai April atau menundanya ke tanggal yang lebih lama.
Selanjutnya: Link Download Jadwal Imsakiyah di Bulan Ramadan 1446 H atau Tahun 2025 M dari Kemenag
Menarik Dibaca: TERBARU! Jadwal KRL Jogja-Solo Pada Rabu, 19 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News