kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Harga Minyak Dunia Rebound Seiring Tensi Dagang yang Mulai Mereda


Jumat, 09 Mei 2025 / 19:30 WIB
Harga Minyak Dunia Rebound Seiring Tensi Dagang yang Mulai Mereda
ILUSTRASI. Harga minyak dunia yang sempat terkoreksi akibat penambahan produksi oleh anggota OPEC+, kini mulai mendaki.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak dunia yang sempat terkoreksi akibat penambahan produksi oleh anggota OPEC+, kini mulai mendaki. 

Menurut Trading Economics, Jumat (9/5) pukul 18.41, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 1,82% secara harian ke level US61,08 per barel. Sejalan, harga minyak Brent juga naik 1.62% secara harian ke level US$ 63,86 per barel.

Kenaikan harga keduanya terjadi seiring de-eskalasi perdagangan antara Chna, sebagai konsumen minyak mentah utama, dengan Amerika Serikat (AS). 

Dilansir dari Reuters, Jumat (9/5), Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Swiss pada 10 Mei mendatang. 

Pertemuan ini dilaksanakan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang sejak beberapa waktu terakhir turut mengancam permintaan minyak dan akhirnya menekan harga. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Jumat (9/5), Jelang Pembicaraan Dagang AS-China

Memang, harga minyak mentah yang sudah tertekan sejak awal tahun kian anjlok dalam sepekan terakhir, dengan pergerakan WTI di kisaran US$ 56 – US$ 58 per barel dan Brent di kisaran US$ 59 – US$ 61 per barel. 

Itu terjadi pasca OPEC+ resmi menambah kuota produksi minyak mentah sebesar 411.000 barel per hari (bpd) untuk kontrak bulan Juni mendatang.

Saat ini, ekspor minyak mentah China juga naik lebih cepat pada bulan April, yakni sebesar 7,5% secara tahunan (yoy). Ini karena ada penimbunan yang dilakukan kilang minyak domestiknya selama penghentian pemeliharaan. 

Di luar itu, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah mengumumkan bahwa Inggris setuju untuk menurunkan tarif impor AS. Ini menjadi salah satu sinyal positif dari de-eskalasi ketegangan dagang global akibat kebijakan tarif Trump.

Dengan dorongan sentimen positif ini, harga minyak dunia berpotensi terus bergerak positif di tengah risiko oversupply.

Apalagi, survei Reuters menunjukkan produksi minyak OPEC sedikit menurun pada bulan April karena penurunan produksi di Libya, Venezuela, dan Irak lebih banyak dari peningkatan produksi yang dijadwalkan. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (8/5), Harapan Deal Dagang AS-China Jadi Penopang

Selanjutnya: Rupiah Terus Dibayangi Berbagai Tekanan, Begini Prospek Arah Pergerakannya ke Depan

Menarik Dibaca: Yura Yunita Rilis Lagu Tanda, Nicholas Saputra Jadi Bintang Video Klipnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×