kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45874,39   11,11   1.29%
  • EMAS1.350.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Rebound pada Kamis (21/3) Pagi, Setelah Terkoreksi Kemarin


Kamis, 21 Maret 2024 / 06:21 WIB
Harga Minyak Rebound pada Kamis (21/3) Pagi, Setelah Terkoreksi Kemarin
ILUSTRASI. Harga minyak berusaha rebound pada perdagangan Kamis (21/3) pagi.REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak berusaha rebound pada perdagangan Kamis (21/3) pagi. Pukul 06.08 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2024 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 81,55 per barel, naik 0,34% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 81,27 per barel.

Harga minyak berusaha rebound setelah terkoreksi pada perdagangan Rabu (20/3). Kemarin harga minyak turun setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya dan ada kekhawatiran tentang permintaan.

Mengutip Reuters, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25%-5,5% dalam pertemuan kebijakan Rabu. Namun, The Fed mengindikasikan bahwa mereka masih akan menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2024.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Memanas, Ini Rekomendasi Saham Emiten Migas Jagoan Analis

Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates mengatakan, keputusan suku bunga The Fed dampaknya cukup terbatas terhadap pasar minyak.

Sementara itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan stok minyak mentah turun secara tak terduga pada minggu lalu karena ekspor meningkat dan kilang terus meningkatkan aktivitas.

Matt Smith, analis minyak utama di Kpler mengatakan, penurunan persediaan minyak mentah disebabkan oleh naiknya jumlah kilang dan kuatnya ekspor minyak mentah.

American Petroleum Institute juga melaporkan stok minyak mentah dan bensin turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik.

Sementara itu, serangan Ukraina terhadap aset penyulingan Rusia telah membantu mendorong harga minyak mentah lebih tinggi karena para pelaku pasar menilai dampaknya terhadap keseimbangan pasokan minyak mentah dan bahan bakar.

“Jika gangguan ini berkepanjangan, hal ini pada akhirnya dapat memaksa produsen Rusia mengurangi pasokan jika mereka tidak dapat mengekspor seluruh minyak mentah ini,” kata analis ING Warren Patterson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×