kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah kompak menguat 1,1% berkat optimisme pemulihan permintaan


Jumat, 26 Juni 2020 / 09:30 WIB
Harga minyak mentah kompak menguat 1,1% berkat optimisme pemulihan permintaan
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  MELBOURNE. Harga minyak mentah kembali menguat di akhir pekan ini. Hal ini memperpanjang keuntungan dari hari sebelumnya di tengah optimisme tentang pemulihan permintaan bahan bakar di seluruh dunia, meskipun ada lonjakan infeksi virus corona di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) serta indikasi kebangkitan di produksi minyak AS.

Mengutip Reuters, Jumat (26/6) puku; 09.00 WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 naik 42 sen, atau 1,1%, ke US$ 39,14 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka Brent kontrak pengiriman Agustus 2002 juga naik 1,1%, atau 47 sen, menjadi US$ 41,52 per barel.

Baca Juga: Harga minyak turun di bawah US$ 40 per barel, tertekan stok AS dan Covid-19

"Secara keseluruhan, pasar komoditas mengambil pandangan positif pada pemulihan global pada akhir pekan ini meski ada kekhawatiran tentang penyebaran virus corona," kata Michael McCarthy, Chief Market Strategist di CMC Markets.

"Tampaknya pasar mengabaikan kenaikan pasokan dan permintaan fundamental dan bergerak pada sentimen," tambah dia.

Analis mengatakan, data satelit menunjukkan peningkatan tajam dalam lalu lintas di China, Eropa dan di seluruh AS. Hal tersebut menunjukkan adanya pemulihan permintaan bahan bakar.

Perusahaan teknologi lokasi TomTom merilis, kemacetan di Shanghai dalam beberapa minggu terakhir lebih tinggi dari pada periode yang sama tahun lalu, sementara di Moskow lalu lintas kembali ke tingkat tahun lalu.

Namun, ada kekhawatiran lonjakan infeksi Covid-19 di negara bagian yang berada di selatan AS dapat menghentikan pemulihan permintaan, terutama karena beberapa negara, seperti Florida dan Texas, adalah di antara konsumen bensin terbesar.

Baca Juga: Harga minyak masih terus turun akibat melimpahnya pasokan minyak AS

"Risiko wabah baru bisa menekan pemulihan permintaan," kata ANZ dalam sebuah catatan.

Prospek peningkatan produksi minyak mentah AS juga menutup kenaikan pada hari Jumat.

Sebuah survei terhadap para eksekutif di wilayah penghasil minyak dan gas utama AS oleh Dallas Federal Reserve Bank menemukan lebih dari separuh eksekutif yang memangkas produksi berharap untuk melanjutkan beberapa output pada akhir Juli.

WTI harus berada di kisaran US$ 36 hingga US$ 41 per barel agar mayoritas produsen dapat mengembalikan output.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×