kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak turun di bawah US$ 40 per barel, tertekan stok AS dan Covid-19


Kamis, 25 Juni 2020 / 16:25 WIB
Harga minyak turun di bawah US$ 40 per barel, tertekan stok AS dan Covid-19
ILUSTRASI. 3D printed oil barrels and percentage symbols are seen in front of dollar banknotes in this illustration taken May 25, 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah tergelincir di bawah US$ 40 per barel pada hari Kamis (25/6) setelah jatuh dari lebih 5% pada sesi sebelumnya. Melonjaknya persediaan minyak Amerika Serikat (AS) dan bertambahnya kasus baru virus corona (Covid-19) menyeret harga minyak.

Data terakhir dari Badan Administrasi Informasi Energi AS mencatat stok minyak naik 1,4 juta barel ke rekor tertinggi.

Melansir Reuters pukul 15.47 WIB, harga minyak mentah Brent turun 19 sen atau 0,5% menjadi US$ 40,12 dan diperdagangkan pada level terendah US$ 39,47 per barel. Pada sesi perdagangan Rabu (24/6), harga minyak Brent turun 5,4%.

Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Agustus 2020 turun 49 sen, atau 1,3%, menjadi US$ 37,52 per barel

Baca Juga: Harga minyak masih terus turun akibat melimpahnya pasokan minyak AS

Asal tahu, pasar saham dan harga minyak menderita tekanan akibat kenaikan kasus virus corona. Kasus baru corona melonjak di beberapa negara bagian AS dan Australia mencatat peningkatan harian terbesar dalam dua bulan.

"Meningkatnya jumlah kasus virus corona di negara-negara bagian AS memiliki pasar, minyak, dan ekuitas. Mengkhawatirkan," kata analis di JBC Energy.

Kebangkitan kasus baru corona akan membebani permintaan minyak, yang telah pulih karena beberapa tempat mengakhiri lockdown. Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Rabu memperkirakan resesi global yang lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya, turut membebani pasar.

Kini, pasar tinggal menunggu negara-negara produsen minyak OPEC+ akan melanjutkan pemangkasan produksi minyak. Mengingat langkah pemangkasan produksi minyak mampu mengerek harga minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×