kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Harga Minyak Memanaskan Bisnis Emiten Migas, Cek Rekomendasi Analis


Minggu, 22 Juni 2025 / 16:47 WIB
Harga Minyak Memanaskan Bisnis Emiten Migas, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Kenaikan harga minyak tak serta-merta bisa dinikmati emiten sektor minyak dan gas (migas), apalagi untuk jangka panjang.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketegangan geopolitik global memanaskan harga komoditas minyak. Namun, kenaikan harga minyak tak serta-merta bisa dinikmati emiten sektor minyak dan gas (migas), apalagi untuk jangka panjang.

Aksi saling serang antara Iran dan Israel selama sepekan terakhir kian diperparah dengan keterlibatan Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu negara adidaya utama. 

Pada Minggu (22/6), Presiden AS Donald Trump mengumumkan AS telah menyerang tiga kawasan nuklir Iran. Ini menjadi titik balik meluasnya konflik geopolitik yang tadinya hanya berpusat di Timur Tengah.

Data Trading Economics mencatat harga minyak WTI dan Brent per Jumat (20/6) saja sudah naik masing-masing ke level US$ 74,04 per barel dan US$ 77,27 per barel. Dalam sebulan, harga minyak WTI naik 20,25% dan Brent 19,04%. 

Memang, konflik Iran-Israel sendiri sudah membuat pasar cemas soal gangguan pasokan di jalur global seperti Selat Homuz. Dus keterlibatan AS yang menjadi tanda meluasnya konflik membuat potensi deeskalasi mengecil dan berpotensi mendorong naik lagi harga minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Imbas Konflik Timur Tengah, Cek Rekomendasi Saham Emiten Migas

Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey menyebut, eskalasi konflik masih akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan, bahkan mengarah pada shadow war. Namun ketegangan ini, menurut Andhika, bisa menjadi katalis positif bagi emiten sektor minyak.

“Perusahaan minyak upstream yang tidak memiliki gangguan langsung dari konflik ini serta menjual dengan harga spot akan sangat diuntungkan karena kenaikan harga jual, dengan margin naik meski cost tetap,” kata Andhika dalam riset 16 Juni 2025.

Meski begitu, Senior Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menyebut emiten-emiten sektor migas tak bisa banyak memanfaatkan efek positif ini.

“Untuk emiten migas di Indonesia, ini ibarat angin segar dengan potensi kenaikan margin. Namun tetap, pasar biasanya menghitung efek ini jangka pendek saja,” kata Sukarno kepada Kontan, Jumat (20/6). 

Sukarno menilai, begitu konflik mereda, harga komoditas pada dasarnya bakal balik turun lagi. “Secara tahunan, harga minyak memang belum ‘greget’,” ujarnya. Memang, dalam setahun harga minyak WTI masih terkoreksi 8,29% dan Brent menyusut 9,35%. 

Diantara emiten migas, Sukarno bilang, saham sejumlah emiten minyak seperti MEDC dan ELSA masih menarik dicermati, dengan target harga akhir tahun masing-masing emiten ini di level Rp 1.600–Rp 1.700 per saham dan Rp 500–Rp 600 per saham.

Sukarno juga merekomendasikan emiten migas seperti PGAS dengan target harga Rp 1.800–Rp 1.900 per saham.  Prospek PGAS terangkat harga gas alam yang menunjukkan tren positif, dengan peningkatan harga hingga 37,38% secara tahunan di level US$ 3,98 per MMBtu pada Jumat (20/6). 

Baca Juga: Harga Saham Emiten Migas Melesat Imbas Lonjakan Harga Minyak, Simak Rekomendasinya

Selanjutnya: Konsumsi Minyak Domestik Bisa Topang Kinerja Emiten Migas, Cek Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Dapat Update iOS? Yuk, Cek Jawabannya Berikut ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×