Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Permintaan unggas dari konsumen ritel diperkirakan cenderung melambat hingga akhir tahun nanti. Kendati begitu, peluang permintaan musiman, seperti perayaan hari besar diyakini dapat menjaga kinerja emiten unggas.
Selama kuartal I 2025, emiten unggas diuntungkan dengan banyaknya hari raya keagamaan yang mendorong permintaan daging ayam. Namun, Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menyebut, ke depannya permintaan daging ayam berpotensi melandai.
“Kami memperkirakan permintaan ayam akan cenderung melambat tetapi masih dalam area stabil, mengingat pada kuartal II dan kuartal III terdapat lebih sedikit hari besar keagamaan,” jelas Abdul kepada Kontan, Jumat (16/5).
Baca Juga: Program MBG Tak Banyak Mendorong Kinerja Emiten Unggas, Cek Rekomendasi Analis
Untuk jangka waktu terdekat, Abdul bilang masih ada peluang dorongan permintaan dari momentum Idul Adha pada bulan Juni mendatang. Katanya, ini bisa menjadi katalis positif yang menjaga kinerja emiten unggas pada kuartal II.
Sementara itu, Analis Investasi Edvisor Provina Visindo Indy Naila justru bilang permintaan dari ritel akan cenderung lebih tinggi. Menurutnya, permintaan musiman masih akan mendorong peningkatan permintaan daging ayam.
Apalagi pada pekan-pekan awal Mei ini, menjelang hari raya Waisak, harga ayam hidup mengalami kenaikan yang cukup mencolok, yakni hingga 9% secara mingguan (wow) menjadi rata-rata Rp 17.400 per kilogram. Bahkan, harganya sempat mencapai Rp 18.200 per kilogram.
Pada momentum ini, Indy menilai konsumen ritel dapat menyerap lebih banyak permintaan daging ayam.
Baca Juga: Penjualan Melejit, Laba Emiten Unggas Berkokok Kencang
“Dengan outlook inflasi yang lebih terkendali, maka daya beli juga bisa lebih stabil,” paparnya kepada Kontan, Sabtu (17/5).
Untuk sektor unggas, Indy merekomendasikan buy untuk saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dengan masing-masing target harga hingga akhir tahun di level Rp 5.250 per saham dan Rp 2.230 per saham.
Sementara Abdul memilih saham JPFA dengan rekomendasi buy dan target harga hingga akhir tahun di level Rp 2.420 per saham.
Selanjutnya: Garuda Calling! Inilah Daftar Pemain Timnas untuk Duel Sengit Lawan China dan Jepang
Menarik Dibaca: Jaga Gula Darah, Ini 5 Manfaat Minum Air Kunyit Secara Teratur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News