Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun pada awal perdagangan pada hari Rabu (17/4) karena kekhawatiran terhadap permintaan global.
Seiring lemahnya momentum ekonomi China dan memudarnya harapan penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat, melebihi kekhawatiran pasokan dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Melansir Reuters, minyak Brent untuk pengiriman bulan Juni turun 7 sen atau 0,1% menjadi US$89,16 per barel pada 0042 GMT.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 10 sen atau 0,1% menjadi US$85,26 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Datar Selasa (16/4), Brent di US$90,02 dan WTI di US$85,36
Harga minyak telah melemah sepanjang minggu ini karena hambatan ekonomi menekan sentimen investor, membatasi keuntungan dari ketegangan geopolitik, dengan fokus pada bagaimana Israel mungkin menanggapi serangan Iran terhadap wilayah Israel pada akhir pekan.
“Kekhawatiran terhadap permintaan meningkat karena ekspektasi bahwa penurunan suku bunga AS kemungkinan akan tertunda dan data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities.
“Karena pasar telah meningkat hingga minggu lalu karena kekhawatiran pasokan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, agresi Iran yang relatif terkendali tidak memberikan alasan untuk melakukan pembelian,” katanya.
Dia memperkirakan, WTI akan diperdagangkan pada kisaran US$83-US$88 tanpa perkembangan baru.
“Serangkaian data mengecewakan yang menunjukkan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan berarti The Fed kemungkinan akan memerlukan lebih banyak waktu daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk yakin bahwa inflasi berada di jalur menuju 2%,” kata Ketua Fed Jerome Powell.
Di China, negara importir minyak terbesar di dunia, perekonomian tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama.
Namun beberapa indikator bulan Maret, termasuk investasi properti, penjualan ritel dan output industri, menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri masih lemah, sehingga membebani momentum secara keseluruhan.
Di Timur Tengah, pertemuan ketiga kabinet perang Israel yang dijadwalkan pada hari Selasa untuk memutuskan tanggapan terhadap serangan langsung pertama Iran ditunda hingga hari Rabu.
Sekutu Barat mempertimbangkan sanksi baru yang cepat terhadap Teheran untuk membantu mencegah Israel melakukan eskalasi besar-besaran. .
Baca Juga: Pemerintah: Harga BBM Tidak akan Naik Hingga Juni 2024
Namun para analis mengatakan, serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel kemungkinan tidak akan mendorong tindakan sanksi dramatis terhadap ekspor minyak Iran dari pemerintahan Biden karena kekhawatiran mengenai kenaikan harga minyak dan membuat marah pembeli utama China.
Sementara itu, persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) pekan lalu meningkat lebih besar dari perkiraan para analis yang disurvei oleh Reuters, namun stok bensin dan sulingan turun, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute pada hari Selasa.
Data resmi dari Administrasi Informasi Energi, badan statistik Departemen Energi AS, akan dirilis pada hari Rabu pukul 10:30 pagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News