Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun karena perhatian investor kembali ke prospek permintaan setelah laporan kenaikan harga produsen di Amerika Serikat (AS), pengguna minyak terbesar di dunia.
Situasi ini memicu kekhawatiran bahwa inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi akan membatasi pertumbuhan konsumsi bahan bakar.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Bagaimana Nasib Harga BBM Subsidi?
Melansir Reuters, Senin (19/2), harga minyak mentah Brent turun 61 sen atau 0,7% menjadi US$82,86 per barel pada 0440 GMT. Kontrak bulan Maret untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), yang berakhir pada hari Selasa, turun 41 sen, atau 0,5%, menjadi US$78,78 per barel.
Sedangkan, Kontrak WTI April turun 0,8%, atau 60 sen, menjadi US$77,86 per barel.
Kontrak Brent dan WTI ditutup lebih tinggi pada hari Jumat (16/2) karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah mengimbangi melambatnya perkiraan permintaan dari Badan Energi Internasional.
“WTI dan Brent melemah pada Senin pagi karena investor kembali menyesuaikan diri dengan ketakutan sisi permintaan setelah lonjakan signifikan dalam angka indeks harga produsen AS,” kata analis Phillip Nova Priyanka Sachdeva dalam catatan penelitiannya.
Baca Juga: Harga Minyak Alami Kenaikan, Pemerintah Tegaskan Komitmen Tahan Harga BBM Subsidi
Harga produsen AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Januari di tengah kenaikan kuat pada biaya jasa, yang dapat memperkuat kekhawatiran inflasi.
Pasar juga belum melihat arah permintaan dari China setelah negara tersebut kembali dari liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu.
Sementara Hari Presiden di Amerika diperkirakan akan menjaga perdagangan relatif tenang.
Selain itu, para pembuat kebijakan The Fed pada hari Jumat mengisyaratkan “kesabaran” terhadap penurunan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi akan menambah biaya pembelian minyak, sehingga menyebabkan tren pasar bearish.
Selama akhir pekan, ketegangan di Timur Tengah terus berlanjut ketika serangan Israel membuat rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza tidak berfungsi.
Baca Juga: Harga Minyak Melemah Karena IEA Meramalkan Pertumbuhan Permintaan yang Melambat
Pejuang Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal tanker minyak tujuan India.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mampu mengatasi "sebagian besar gangguan", analis ANZ Research mengatakan dalam catatan kliennya.
Lantaran kapasitas cadangannya berada pada level tertinggi dalam delapan tahun yaitu 6,4 juta barel minyak per hari. .
“Pasar juga diingatkan akan prospek permintaan yang tidak menentu, dengan Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan bahwa pertumbuhan diperkirakan akan melemah pada tahun 2024,” kata ANZ. Badan tersebut memperkirakan surplus pasar sepanjang tahun ini.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa kemungkinan akan melakukan pemungutan suara pada hari Selasa mengenai desakan Aljazair agar badan beranggotakan 15 negara itu menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dalam konflik Israel-Hamas, kata para diplomat, dan Amerika Serikat mengisyaratkan akan memvetonya.
Di Eropa, Rusia pada Minggu (18/2) mengatakan, pihaknya menguasai penuh kota Avdiivka di Ukraina, yang merupakan perolehan terbesarnya dalam sembilan bulan, beberapa hari menjelang peringatan dua tahun invasi mereka.
Belum jelas apakah kematian Alexei Navalny, lawan paling terkenal Presiden Vladimir Putin, di koloni hukuman Arktik Rusia pada hari Jumat akan memicu sanksi baru terhadap Moskow, eksportir minyak terbesar kedua di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News