kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.884   -14,00   -0,08%
  • IDX 6.671   36,55   0,55%
  • KOMPAS100 963   6,65   0,70%
  • LQ45 750   5,48   0,74%
  • ISSI 211   1,06   0,51%
  • IDX30 389   2,17   0,56%
  • IDXHIDIV20 469   2,39   0,51%
  • IDX80 109   0,71   0,65%
  • IDXV30 114   0,42   0,37%
  • IDXQ30 128   0,50   0,39%

Harga Minyak Dunia Turun 3% di Tengah Isu Kenaikan Produksi OPEC+


Kamis, 24 April 2025 / 05:12 WIB
Harga Minyak Dunia Turun 3% di Tengah Isu Kenaikan Produksi OPEC+
ILUSTRASI. Pompa minyak milik IPC Petroleum France terlihat saat matahari terbenam di luar Soudron, dekat Reims, Prancis, 24 Agustus 2022. Harga minyak global turun 3% pada Rabu (23/4/2025), dipicu laporan bahwa OPEC+ mempertimbangkan mempercepat peningkatan produksi minyak pada Juni.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak global turun sekitar 3% pada Rabu (23/4/2025), dipicu laporan bahwa OPEC+ mempertimbangkan mempercepat peningkatan produksi minyak pada Juni mendatang. 

Namun, pelemahan harga ini tertahan oleh kabar bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemungkinan akan memangkas tarif impor terhadap China.

Minyak mentah Brent berjangka tercatat turun sebesar US$ 1,92 atau 2,85% menjadi US$ 65,52 per barel pada pukul 13.42 waktu setempat. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) milik AS merosot US$ 1,99 atau 3,13% ke posisi US$ 61,68 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Kamis (19/12), Brent ke US$73,10 dan WTI ke US$70,42

Tiga sumber yang mengetahui pembicaraan internal OPEC+ menyatakan kepada Reuters bahwa sejumlah anggota blok tersebut akan mengusulkan percepatan peningkatan produksi minyak untuk bulan kedua berturut-turut. 

Usulan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antaranggota terkait kepatuhan terhadap kuota produksi yang telah disepakati.

Analis Price Futures Group, Phil Flynn, menilai bahwa OPEC kemungkinan ingin meningkatkan produksi. “Hal ini bisa memunculkan kekhawatiran akan kohesi kartel. Mungkin mereka sudah lelah terus-menerus menahan peningkatan produksi,” ujarnya.

Sebelum kabar terkait OPEC+ mencuat, harga Brent sempat menyentuh level tertinggi sejak 4 April, yakni US$ 68,65 per barel. Namun, setelah laporan tersebut tersebar, kedua acuan harga minyak langsung turun lebih dari US$ 2.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Senin (16/12), Brent ke US$73,89 & WTI ke US$70,59

Di tengah pelemahan harga, pasar sempat mengalami sedikit pemulihan pada sesi sore. Hal ini terjadi setelah pernyataan Menteri Energi Kazakhstan, Erlan Akkenzhenov, yang menyebut negaranya tetap berkomitmen pada kesepakatan dengan OPEC+ dan tengah berupaya mencari solusi bersama terkait pengelolaan produksi. 

Sebelumnya, Akkenzhenov menegaskan bahwa Kazakhstan akan tetap mengutamakan kepentingan nasional dalam menentukan level produksinya.

Kazakhstan sendiri menjadi sorotan karena diketahui memproduksi minyak melebihi kuota yang telah ditetapkan, sehingga memicu ketegangan dengan anggota OPEC+ lainnya.

Sementara itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah di Amerika Serikat naik 244.000 barel menjadi 443,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 April 2025. 

Angka ini berbanding terbalik dengan ekspektasi penurunan sebesar 770.000 barel menurut jajak pendapat Reuters. Di sisi lain, stok bensin dan sulingan mencatat penurunan yang lebih besar dari perkiraan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun 1% Rabu (12/2), Akibat Peningkatan Stok Minyak Mentah AS

Di luar isu pasokan, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh perkembangan hubungan dagang AS-China. Pemerintahan Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan penurunan tarif impor barang-barang dari China menjelang pembicaraan lanjutan dengan Beijing. 

Menurut laporan Wall Street Journal, tarif tersebut kemungkinan akan dikurangi menjadi antara 50% hingga 65%, mengutip sumber dari Gedung Putih.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa tarif yang terlalu tinggi harus diturunkan sebelum pembicaraan dagang dapat kembali berlangsung. 

Di saat yang sama, Presiden Trump juga disebut menarik kembali ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell, setelah sebelumnya melontarkan kritik keras terkait kebijakan suku bunga. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Selasa (7/1) Sore, Brent ke US$76,05 dan WTI ke US$73,12

Langkah ini turut meredakan kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi AS.

Di sisi lain, Amerika Serikat juga menjatuhkan sanksi baru kepada seorang tokoh pelayaran asal Iran yang dituduh mengelola jaringan distribusi gas minyak cair dan minyak mentah Iran bernilai ratusan juta dolar.

Selanjutnya: Manfaat Lebih Pasti, Produk Asuransi Dwiguna Kian Digemari

Menarik Dibaca: Kumpulan Gift Code Ojol The Game 24 April 2025 Terbaru dari Codexplore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×